“Ana mau lanjut LC-nya, naik Bandros lagi. LC-nya berasa visiting. Seru.” papar Aisyah Fahira Syahla Kelas 6c, salah satu peserta Leadership for Champions (LC) 3 yang dilaksanakan 4 hari, dari hari Rabu 30 Oktober hingga Sabtu 2 November 2024. Kegiatan ini diikuti oleh 128 siswa SDIT Insantama Bogor, dan ditambah 19 siswa dari SDIT Insantama Tangerang Selatan dan 2 siswa dari SDIT Insantama Bekasi. Hal senada juga disampaikan teman-temannya yang terlihat semangat mengikuti setiap kegiatan dalam agenda ini. Mereka selalu antusias dalam setiap acara, tentu saja dengan tingkah polah dan karakter berbeda yang saling melengkapi.
Menembus gelap malam dan dinginnya cuaca, selepas tahajud ananda bersiap di lapangan SIT Insantama Bogor pada pukul 02. 30 WIB. Perjalanan ke Bandung akan dimulai. Derap langkah kaki terdengar teratur menyusuri jalan sepanjang jalan menuju Masjid Nurul Amal, tempat para siswa berkumpul untuk berangkat bersama menuju Bandung. Di Bandung, delegasi direncanakan akan mengunjungi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan Institut Teknologi Bandung (ITB), dua perguruan tinggi negeri favorit yang ada di Bandung.
Langkah Ananda di Bandung dimulai di UPI. “Bapak sangat mengapresiasi kegiatan Leadchamp ini. Penampilan yang luar biasa, menggunakan bahasa Arab dan bahasa Inggris, keterampilan yang dibutuhkan calon pemimpin di masa depan,” ungkap Dr. Sendi Fauzi Giwangsa, M.Pd., Gugus Kendali Mutu Prodi PGSD dalam sambutannya. Beliau juga menyampaikan bahwa apa yang ditampilkan Ananda adalah bukti keseriusan Insantama dalam mewujudkan visi dan misinya. Dalam kesempatan ini beberapa mahasiswa lulusan dari SIT Insantama Bogor, tampak hadir untuk menyemangati adik-adik almamaternya.
“Programnya menarik ya. Saya kira ini anak SMP. Saya lihat mereka pakai jaket yang eye catching jadi penasaran ingin nanya-nanya. Selamat datang di Bandung, semoga betah di sini,” komentar seorang ibu, yang sengaja mendatangi kami di sela-sela acara untuk mengetahui acara apa yang sedang dilaksanakan. Sekelompok anak-anak berjaket hitam dengan tulisan The Fighters ini memang mencuri perhatian orang-orang yang melihatnya.
Ananda turut mengunjungi Museum UPI. Lantai pertama yang mereka masuki berisi ruangan audio visual untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang museum. Berbagai diorama yang memamerkan sistem pendidikan zaman prasejarah, meliputi perkembangan sosial budaya, ilmu pengetahuan, teknologi dan religi, turut ditampilkan.
“Ayo kita jalan. Enggak apa-apa sambil hujan-hujanan,” ajak beberapa murid yang merayu gurunya, untuk mengizinkan mereka melanjutkan perjalanan di tengah hujan yang disertai angin kencang. Ajakan yang disambut guru-guru pendamping dengan seruan untuk berdoa, agar hujan segera berhenti dan mereka bisa melanjutkan perjalanan.
Pertolongan Allah datang. Hujan yang disertai angin kencang tiba-tiba berhenti. Ananda kembali melanjutkan perjalanan ke Masjid Salman ITB. Hingga waktu tidur tiba, mereka harus senantiasa menjaga ketertiban, mengingat tempat istirahat mereka adalah tempat para pencari ilmu yang biasa tenang.