“Pertarungannya seri, Mi. Tidak ada yang menang, sama-sama kuat,” sambil tersenyum bangga Kak Nadha bercerita sepulang sekolah dengan semangat. Kemudian Kak Nadha bercerita tentang Pembebasan Konstantinopel oleh pemimpin dan pasukan Islam terbaik, Muhammad Al-Fatih, yang diceritakan oleh gurunya. Kak Nadha lanjut bertanya tentang perang-perang hebat lainnya yang pernah dilakukan oleh tentara-tentara (mujahid) Allah dan para pemimpin syuhada.
Kak Nadha berkata sambil tersenyum “Ummi, kakak mau ikut membela agama Islam dengan membawa Ar-rayah, sesuai nama kakak, Mi.”
Saya sangat tergelitik dan bangga atas pernyataannya yang hebat itu. Saya peluk dan cium Kak Nadha “Terimakasih kakak, sudah mau menjadi pembelajar yang baik, semoga Allah mewujudkan cita-cita besar kakak.”
Saya membayangkan rangkaian memori yang sudah tertancap dalam benak anak-anak yang mendapatkan pendidikan Islam kaffah sedari dini. Subhanallah… pendidikan Islam kaffah dapat mencetak generasi-generasi yang hebat, yang siap mengorbankan apapun yang dimilikinya untuk memperjuangkan kemuliaan agama-Nya.
Berbeda dengan sistem pendidikan kapitalis (termasuk liberal) yang mencetak generasi liberal plagiat, yang saat ini sedang diangkat menjadi ‘artis’ dan ‘tokoh dadakan’, yang sedang ramai diperbincangkan, kemudian opini digoreng renyah oleh media mainstream, yang justru tujuannya adalah merusak pemahaman generasi yang benar.
Ya Allah lindungilah anak-anak kami… Terimakasih Insantama telah membantu meringankan tugas berat kami sebagai orang tua dalam mendidik anak-anak kami di akhir zaman yang penuh dengan fitnah ini. Semoga Allah memberikan keberkahan kepada para guru-guru dan semua karyawan Insantama. Aamiin yaa Rabbal ‘aalamiin.