Ketaatan Membawa Keselamatan, Kemaksiyatan Membawa Kesengsaraan

0
1020

Ringkasan Khutbah Masjid Pendidikan Insantama

21 Februari 2020

Kita ini diciptakan oleh Allah SWT tak lain adalah untuk beribadah kepada Nya. Ibadah adalah taat kepada Allah, tunduk dan berpegang teguh kepada apa yang disyariatkan Allah.

Taat itu dilakukan dengan cara mengikatkan diri kita dengan syariat Allah. Menjadikan syariat itu sebagai tolok ukur perbuatan kita. Dengan satu keyakinan bahwa setiap ketaatan itu pasti akan mendatangkan kebaikan bagi manusia.

وَما أَرْسَلْناكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِلْعالَمِينَ

“Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad (dengan Islam), melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia” (QS. Al Anbiya: 107)

Apakah rahmat itu? Yaitu meraih seluruh kebaikan-kebaikan dan mencegah seluruh keburukan. Jikalau Islam yang dibawa oleh Nabi SAW itu dikatakan sebagai rahmatan lil ‘alamin maka ketaatan kita kepada syariat dan risalah itu pasti akan mendatangkan kebaikan dan keselamatan. Tidak mungkin sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah, kemudian diikuti akan menyebabkan kerusakan dan kerugian bagi manusia.

Allah berfirman:

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia akan mendapatkan kemenangan yang agung” (QS. Al Ahzab: 71)

Oleh karenanya, setiap pelanggaran itu pasti akan membawa keburukan dan bencana.

Maka jika kacamata tentang ketaatan ini kita pakai memandang dunia maka kita bisa katakan bahwa melandanya virus Corona itu adalah akibat kemaksiatan.

Apa itu maksiat? Maksiat adalah melakukan yang dilarang dan meningalkan yang diwajibkan.
Sebagaimana Allah juga berfirman di Surat Ar Rum: 41

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, agar mereka merasakan sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”

Corona adalah fasad. Akibat pelanggaran dari syariat Allah tentang apa yang boleh dikonsumsi dan apa yang dilarang dikonsumsi. Bagaimana kebiasaan orang yang mereka mengkonsumsi apapun, tidak ada batas halal dan haram. Babi, anjing, kelelawar, ular, katak dan yang lainya semua sudah biasa dimakan. Bagaimana sop kelelawar yang dibuat dari hewan dalam keadaan sesegar mungkin.

Dari Abdullah bin Amru, ia berkata, “Janganlah kalian membunuh katak karena suaranya adalah tasbih. Jangan pula kalian membunuh kelelawar, karena ketika Baitul Maqdis roboh, mereka berkata, Wahai Robb berikanlah kekuasaan kepadaku atas lautan hingga aku dapat menenggelamkan mereka”. (HR. Baihaqi)

Sekarang virus Corona sudah menyebar ke lebih dari 27 negara. Lebih dari 80.000 orang yang terkena virus ini. Lebih dari 2.300 orang meninggal. Kerugian yang dialami pemerintah China pun sangat besar, mereka telah mengeluarkan dana lebih dari 150 Trilyun, hingga penerbangan dihentikan sampai 27 juta tiket.

Coba perhatikan, dari soal kecil tentang masalah makanan yang dilanggar maka dampa nya begitu besar. Maka dalam hal ini Allah mengingatkan manusia Laallahum yarjiun, agar mereka kembali kepada jalan Tuhannya.

Risalah Islam adalah risalah Allah yang sudah ditetapkan sesuai dengan ukuran-ukuran dari Dzat Yang Maha Mengetahui. Tugas kita adalah mengikuti risalah itu demi keseimbangan dan kebaikan kita semua.

Disampaikan oleh: Ustadz H. Muhammad Ismail Yusanto, MM.