Tangis Haru di Masjid Pendidikan Insantama
Penulis: Cut Putri Cory
“Walaupun sedih tapi harus menguatkan diri, ini demi Shalihah menjadi hamba Allah yang bertakwa. Shalihah selalu ingat sama Allah, kalau selalu mindful sama Allah dia akan selalu bermuhasabah, dalam hidup menjadi yang lebih baik. Tetap semangat, niatnya selalu kembalikan kepada Allah SWT,” ujar Ibunda dari Shalihah, siswi kelas 9 SMPIT Insantama via telepon Whatsapp saat diwawancarai Pak Ageng di Masjid Pendidikan Insantama, Selasa (5/4/2022).
“Sedih, tapi kalau orang tua bahagia, ana juga merasa senang. Ana ingin menjadi anak yang sholehah,” kata ananda Shalihah ketika ditanya tentang perasaannya berjarak jauh dari kedua orang tua.
Suasana haru begitu terasa sejak Azzam, siswa kelas 8 SMPIT Insantama, maju ke depan audiens sebelum Shalihah. Para siswa dan siswi yang merindukan kedua orang tuanya tak bisa menyembunyikan air mata, mereka larut dalam sesak dadanya membayangkan wajah kedua orang tua.
Anak-anak sehari sebelumnya diminta membawa foto kedua orangtuanya, kemudian mengambilnya pada sesi renungan dan melihat foto penuh memori tersebut. Momen mengharukan. Anak-anak, pertama diminta membayangkan semua kenangan bersama orang tua dan memahami bahwa itu semua terbatas, akan berakhir. Lalu mereka diminta untuk menuliskan surat untuk kedua orang tuanya. Semuanya larut dalam haru, menangis tak kuasa.
“Aku sebenarnya pengen ayah bisa baca ini juga, tapi Allah SWT lebih sayang sama ayah. Jadi ayah udah ga bisa…,” itulah sepenggal tulisan indah yang mengalir dari goresan tangan salah seorang siswi.
Demikianlah secuplik suka duka yang dijalani ananda hari ini dalam rangkaian agenda Kristal Ramadhan yang dihelat SMPIT Insantama Bogor tahun ini. Biarlah apa yang dituliskan itu nanti dibaca oleh semua orang tua, supaya keduanya memahami juga bahwa mereka punya anak-anak yang senantiasa menyadari kesalahan dan selalu berterima kasih kepadanya dalam aktivitas menuntut ilmu.[]