Tangis Bunda FOSIS di Acara PesWis

-

Tangis Bunda FOSIS di Acara PesWis

Penulis: Irfah Zaidah

“Ananda ‘Ghazior’ pesan ibu; berdoalah selalu kepada Allah Swt dimana pun, kapan pun dan apa pun masalah yang antum hadapi. Tumpahkan dan adukanlah seluruh masalah dan kesulitan antum kepada Allah Swt dengan taqarrub ilallah. Bijaklah ber-gadget krn segala amal kita akan kita pertanggungjawabkan kepada Allah Swt”.
(Erlita Damayanti, Bunda Naya kelas 9E peserta PesWis)

Kehadiran perwakilan FOSIS (Forum Silaturahmi Orang tua Siswa) SMPIT Insantama di acara PesWis (Pesantren Wisuda) Angkatan Ghazior ini merupakan bukti nyata terjalinnya sinergi yang kuat antara orang tua siswa dan sekolah hingga jelang titik akhir masa studi ananda Angkatan Ghazior, Senin 30/05/22 ini.

Pesantren Wisuda SMPIT Insantama Bogor dihelat selama 3 hari 2 malam, 30 Mei hingga 1 Juni 2022, bertempat di HPGW (Hutan Pendidikan Gunung Walat) kecamatan Cibadak, kabupaten Sukabumi provinsi Jawa Barat. Sebuah kawasan hutan yang asri, banyak ditumbuhi pohon-pohon pinus dan pohon-pohon yang rindang lainnya. Air di HPGW sangat sejuk menyegarkan, itu yang dirasakan oleh 174 peserta PesWis yang terdiri dari siswa kelas 9 ikhwan dan akhwat. Dihadiri pula oleh semua guru, bahkan manajemen sekolah. Tak ketinggalan, turut mendampingi 5 ibu-ibu dari FOSIS, yang tak sekedar hadir untuk memantau acara, bahkan lebih dari itu turut memberikan nasihat-nasihat berharga untuk siswa jelang kelulusan ini.

Sesi acara ‘Nasihat Orang Tua Siswa’ dilaksanakan pada hari pertama pukul 16.00-17.30 WIB. Tampil sebagai pemberi nasihat yang pertama ibu Erlita Damayanti, beliau adalah ibunda dari Azalia Danahersa Nararya biasa dipanggil Naya. Isi wejangannya tertera pada lead tulisan ini.

Pemberi nasihat yang kedua; Ibu Mimi Jamilah (Bunda M. Syamil Robbani kelas 9B), nasihat untuk ananda ‘Ghazior’; “Jadilah antum generasi yang hanya takut kepada Allah SWT, sehingga nantinya antum menjadi generasi pemimpin yang amanah”.

Turut memberikan wejangan; Ibu Yati Hayati, Oma Rizik Dwiko Priyanto kelas 9A , sebagai pemberi nasihat yang ketiga untuk anandas Ghazior “Tingkatkan belajar nak, karena anak-anak akan naik tingkatan sekolah (SMA). Manfaatkan waktu anak-anak dengan baik, jangan menyalahgunakan gadget”.

Ibu Laksmi Andamarie, dikenal dengan panggilan khas ‘Uti Mirza’ maksudnya eyang putrinya Mirza Andhika Putra Gunawan kelas 9B memberikan nasihat untuk anandas Ghazior ” Anak-anak, terapkan ilmu yang sudah didapat dari SMPIT Insantama. Sampai kapan pun, jangan pernah melupakan ilmu-ilmu bermanfaat yang pernah didapat dari SMPIT Insantama. Naik tingkat sekolah, anak-anak harus tambah shalih”.

Ibu dokter Himatul Aliyah (Ummu M. Faiq Mustanir kelas 9A), tampil memberikan wejangan untuk anandas Ghazior “Yang pertama; Angkatan Ghazior adalah generasi pejuang yang gigih, pantang menyerah. Yang kedua; Hormati orang tua dan guru kalian selalu. Yang ketiga; Orang tua kalian, selalu berupaya memberikan yang terbaik untuk kalian, bahkan ibu antum bertaruh nyawa demi melahirkan antum, agar antum nanti menjadi hamba Allah terbaik yang melanjutkan misi mulia dari Allah SWT dalam kehidupan ini. Yang keempat; Berkatalah yang baik, sampaikan kebenaran atau diamlah jika tidak bisa berkata yang baik”

Ibu Himah pun mengutip sebuah hadits, sebagai pengingat bagi para peserta PesWis;

الْجَنَّة تَحْت أَقْدَام الْأُمَّهَات قَالَ رَوَاهُ أَحْمَد وَالنَّسَائِيّ وَابْن مَاجَهْ وَالْحَاكِم

“Surga itu dibawah telapak kaki ibu”. (HR. Ahmad, an-Nasaai, Ibn Maajah dan al-Hakim).

Mata berkaca-kaca ‘menghiasi’ wajah semua ibu-ibu FOSIS tersebut, bahkan suara bergetar menahan tangis yang akhirnya pun ‘pecah’ tak kuasa dibendung, di saat menyampaikan wejangan masing-masing. Suasana haru sangat kental terasa di Aula HPGW yang berkapasitas 600 orang dan berlantai kayu elegant itu. Suasana haru pun semakin merebak saat ibu Himah mempersilakan 1 ‘Ghazior’ akhwat, Khadijah dan 1 ‘Ghazior’ ikhwan, Yunan untuk mengisah tentang wafatnya bunda-bunda mereka. Satu kesimpulan yang sama dari curahan hati Khadijah dan Yunan atas wafatnya bunda mereka masing-masing; kesepian dan merasa kehilangan sosok penuh perhatian terhadap mereka. Sebuah curahan hati yang ‘mengandung bawang’, Ghazior ikhwan dan akhwat pun terlihat semakin merunduk dengan mata berkaca-kaca, para guru pun sama.

Tak lupa ditayangkan satu per satu video testimoni orang tua siswa (ortusis), kiriman dari ortusis M. Farhan Hamid, ortusis Lutfi, dan ortusis Adillah.

‘Banjir’ hadiah pun terjadilah di penghujung acara, yang diperebutkan via games tebak-tebakan yang sudah dipersiapkan oleh bunda-bunda FOSIS. Mulai dari menebak nama guru hingga soal yang ‘pakai mikir’ matematika, semuanya ludes terjawab. Tak berhenti di situ, Bunda Naya pun membisiki ibu Mufarochah selaku host ” Bu, apa boleh nambah pemberian hadiah 4 lagi ?”. Tentu pertanyaan pun di ‘iya’ kan. Masyaa Allah tabarakallah, jazakumullahu khayran katsiiraan bunda.

Testimoni yang perlu ‘diabadikan’ di sini;
“Terima kasih Insantama, setelah putri kami belajar di SMPIT Insantama makin terlihat hasilnya. Putri kami menjadi sosok yang makin hari-makin penyayang kepada orang tuanya dan juga saudara-saudaranya. Lebih dari itu, putri kami semakin meningkat percaya dirinya”
(Bunda Adillah kelas 9F ‘Ghazior’ 2022).[]

Exit mobile version