Tadabbur Al-Quran untuk Melenyapkan Kesombongan dan Keangkuhan dalam Diri

0
1066

Berkah itu saat bertambahnya kebaikan pada diri, termasuk bertambahnya ilmu. Baik ilmu yang akan mengantarkan kita pada kesuksesan dunia dan juga ilmu yang akan mengantarkan kita kepada keselamatan di akhirat kelak. Sebab, kunci dari keselamatan dan kesuksesan itu adalah ilmu, baik itu ilmu dunia maupun ilmu akhirat.

Alhamdulillah pada kesempatan kali ini (Jum’at, 13/02/20) dalam tausiyahnya, Ust. Dr. M. Rahmat Kurnia kembali membawa kita untuk mentadabburi Al-Qur’an, yaitu QS. Al-Humazah.

Allah SWT berfirman:

وَيْلٌ لِّـكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍ

“Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela,”

Dalam ayat ini dijelaskan kecelakaan bagi orang yang merusak kehormatan dan nama baik orang lain dengan cara mengumpat dan mencela. Apakah membicarakan orang lain dengan cara menunjukkan kejelekan orang lain (ghibah) atau yang membicarakan keburukan orang lain di depan orang yang bersangkutan. Setiap perbuatan yang melanggar kehormatan orang lain, baik di depan maupun di belakang orang lain, maka celakalah bagi pelakunya dan Allah SWT telah menyediakan lembah di neraka untuknya. Baik perbuatan itu dilakukan oleh lisannya ataupun dengan perbuatannya. Maka kita harus berhati-hati, jangan sampai termasuk golongan orang-orang yang seperti ini.

الَّذِيْ جَمَعَ مَالًا وَّعَدَّدَهٗ

“…yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya,”

Inilah orang-orang yang termasuk dalam golongan ayat pertama. Sebab ada kesombongan dalam dirinya, ia merasa lebih hebat dari orang lain sehingga melakukan tindakan yang menjadikan orang lain tersakiti atau bahkan terdzalimi. Golongan ini ada dua macam, yaitu mereka yang memiliki kekuasaan dan orang yang memiliki kelebihan harta (penguasa dan hartawan).

يَحْسَبُ اَنَّ مَالَهٗۤ اَخْلَدَهٗ

“…dia (manusia) mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya.”

Mereka salah sangka dengan harta dan kekuasaan yang mereka anggap abadi, padahal tak ada yang kekal di dunia ini melainkan hanya Allah SWT. Yang juga Maha Merajai, pemilik kekuasaan dan raja di atas segala raja lagi Maha Kaya.

كَلَّا لَيُنْۢبَذَنَّ فِى الْحُطَمَةِ

“Sekali-kali tidak! Pasti dia akan dilemparkan ke dalam (Neraka) Hutamah.”

Padahal tak begitu, ia pasti akan dilemparkan atau dimasukkan secara hina ke dalam neraka Hutamah yang akan melumatkan mereka dengan api. Sehingga mereka menjadi hancur, sehancur-hancurnya.

وَمَاۤ اَدْرٰٮكَ مَا الْحُطَمَةُ

“Dan tahukah kamu apakah (Neraka) Hutamah itu?”

Mungkin saja manusia-manusia itu tidak paham akan besarnya siksa dan adzab Allah SWT di hari pembalasan kelak, hingga mereka lalai saat di dunia. Mereka lupa bahwa setiap amal akan mendapatkan balasannya. Dan Allah SWT sekali-kali tidak akan pernah lengah dari perbuatan setiap hamba.

نَارُ اللّٰهِ الْمُوْقَدَةُ

“(Yaitu) api (azab) Allah yang dinyalakan,”

Api itu hanya milik Allah SWT saja yang menyala-nyala dan berkobar-kobar. Api di dunia ini hanyalah satu bagian dari 70 api yang ada di neraka. Sedangkan api yang ada di neraka itu, sungguh sangat luar biasa sekali panasnya.

الَّتِيْ تَطَّلِعُ عَلَى الْاَفْــئِدَةِ

“Yang (membakar) sampai ke hati.”

Api tersebut juga langsung menembus ke dalam hati dan jantung tanpa jeda dan perantara, sehingga otak pun bisa mendidih karenanya. Hal ini karena kesombongan dan keangkuhan yang ada dalam dada mereka.

اِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُّؤْصَدَةٌ

“Sungguh, api itu ditutup rapat atas (diri) mereka,”

Api itu melekat pada tubuh mereka sampai tubuh mereka habis terbakar.

فِيْ عَمَدٍ مُّمَدَّدَةٍ

“(Sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang.”

Mereka diikat di tiang-tiang dan neraka itu tertutup. Sungguh ini merupakan adzab yang sungguh sangat luar biasa.

Sesama muslim harus saling menjaga, termasuk menjaga kehormatan dan nama baiknya. Itulah kewajiban bagi sesama saudara muslim dan juga agar kita terlindungi dari adzab neraka Hutamah yang mengerikan ini. Inilah pesan ustadz Dr. M. Rahmat Kurnia dalam tausiyah kesempatan kamis malam ini kepada para santri IBS Insantama yang bertempat di Masjid Pendidikan Insantama.

Semoga dari tausiyah yang beliau berikan setiap Kamis malamnya, dapat memberikan pemahaman yang bermakna bagi para santri sehingga berpengaruh dalam perbuatan mereka. Menjadikan kepribadian Islam di dalam diri mereka semakin kuat sebab yang menjadi tujuannya hanyalah keridhaan Allah SWT semata. Memupuk rasa takut dalam diri, takut tidak diterima sebagai hamba, takut berbuat maksiat, takut terjerumus dosa yang menjadikan mereka berhati-hati dalam bersikap.