Setiap Siswa itu Istimewa, Mari Bersama Menyambut Mereka dengan Senyum Merekah

0
1177

Sekolah Islam Terpadu (SIT) Insantama, selalu memberikan pemahaman terhadap siswa-siswinya bahwa adab harus mendahului ilmu.

Maka salah satu wujud dari pembiasaan atas pemahaman tersebut maka setiap pagi secara rutin SDIT Insantama melangsungkan: Penyambutan Siswa.

Para siswa mengawali hari dengan mempraktikkan 6S: Senyum, Salam, Salim, Sapa, Sopan, Santun.

Dengan adanya Penyambutan Siswa ini, guru menunjukkan kasih-sayang dan perhatiannya kepada para siswa sehingga pesan implisitnya adalah “Setiap siswa adalah istimewa”. Sedangkan, dari pihak siswa tentu akan tertanam kesan yang mendalam “Guruku ramah dan sayang padaku, aku menghormatinya dan aku nyaman di sekolahku”

Didalam beberapa hadist dijelaskan bahwasannya Allah tidak menyayangi bagi siapa yang tidak memiliki sifat penyayang, diantaranya hadits yang diriwayatkan dari Jarir bin Abdullah ia berkata: Rasulullah bersabda

مَنْ لَا يَرْحَمْ النَّاسَ لَا يَرْحَمْهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ

Barang siapa tidak menyayangi manusia, maka Allah tidak akan menyayanginya (HR. Muslim)

Dan salah satu ayat pengingat dari sekian banyak pengingat tentang membina keluarga dan mendidik anak dalam Islam adalah apa yang telah Allah SWT Firmankan dalam Al-Qur’ân surah At-Tahrim [66] ayat 6.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Membina keluarga Islami dan mendidik anak sesuai aturan Islam sehingga nantinya bisa melahirkan generasi yang shalih dan shalihah adalah salah satu bentuk ibadah, yaitu menunaikan amanah dari Allah SWT, sehingga orang tua akan memperoleh pahala yang besar di sisi Allah SWT.

Adapun menyia-nyiakan anak, itu sama halnya dengan meremehkan amanah dari Allah SWT sehingga akan mendapat hukuman.

Anak yang disia-siakan bisa menimbulkan dampak yang berbahaya bagi kehidupan anak tersebut, keluarga intinya, keluarga besarnya bahkan berbahaya bagi masa depan generasi Islam di masa depan. Karena, bisa jadi ia akan keluar dari fitrahnya yaitu tauhidullah sehingga menyimpang dalam masalah akidah, syari’at, termasuk di dalamnya akhlak.

Oleh karena itu, menjadi kewajiban dari orang tua untuk mendidik dan membimbing putra-putri agar menjadi hamba Allah SWT yang memiliki akidah yang lurus, mampu melaksanakan syari’at dengan penuh ketakwaan dan akhlakul karimah.

Dan merupakan salah satu upaya orang tua dalam menunaikan amanah adalah memberikan pendidikan terbaik bagi putra-putri dengan memilihkan sekolah berkurikulum Islami, para pengajar yang bersyakhshiyah (berkepribadian) Islam, lingkungan sekolah yang kondusif dan “memilihkan” teman-teman yang bisa mendukung terbentuknya pembiasaan taat syari’at dan berakhlakul karimah. Dan Insantama berupaya mewujudkan itu semua, in syaa Allah.

Terwujudnya generasi dambaan umat, yaitu generasi qurrata a’yun yang menerapkan birrul walidayn, takdzim terhadap guru, bersikap ukhuwah Islamiyah dengan sesama teman dan peduli umat tentu membutuhkan sinergitas orang tua, guru (sekolah) dan lingkungan masyarakat (negara).

Penulis: Irfah Zaidah