Semarak Khataman Qur’an Akbar Jelang Ramadhan 1443 H
Penulis: Sonny Lazuardi
“Khatamkan Al Quran Sambut Bulan Suci Bersama Insantama” sebuah judul dalam kegiatan yang sakral syarat dengan makna, tertulis pada spanduk yang terbentang dalam ruang Masjid Pendidikan Insantama.
Kegiatan yang marak, berlangsung dengan khidmat. Jelang Ramadhan Khataman akbar ini sengaja digelar oleh SMAIT Insantama pada Senin, 28/3/2022. Pesertanya seluruh siswa beserta guru. Mereka mendapat amanah untuk Khataman Qur’an pada hari itu dengan pembagian ayat yang sudah ditentukan panitia.
Lantunan ayat suci Al Quran syahdu terdengar, dibacakan dengan langgam qiroati yang menjadi kekhasan Insantama, oleh Lingga Naufal (kelas X), dan Walad Praya (kelas XI) pembaca saritilawahnya, sebagai pembuka kegiatan.
Kegiatan dipandu oleh duo MC, Rayhan Hidayat dan Faris Fatahillah kelas XI. Yang di awali sambutan Kepala Sekolah, SM Pertiwiguno, atau pak Uno panggilan akrabnya. Beliau menyampaikan, bahwa tidak ada satu pun manusia bahkan nabi-nabi yang memiliki mukjizat Al Qur’an kecuali Rasulullah Muhammad Saw. Umat Islam dapat meninggalkan maksiat sekalipun ada di negeri bukan muslim karena membaca Al Qur’an selain dari shalatnya.
Khataman pun dimulai. Seluruh siswa dan guru membaca lembaran Al Qur’an berdasarkan ayat yang sudah ditentukan, hingga genap 30 juz. Ustadz Shalihuddin menggiring bacaan secara bersamaan pada juz 30 yang disambung dengan doa khatam Qur’an.
Tak lupa melengkapi Khataman, Ustadz Tatang Mukhtar memberikan wejangan, bahwasannya umat Islam di bulan suci Ramadhan ditempa untuk menjadi manusia bertakwa, syaratnya dengan kesungguhan. Juga membaca Al Quran di bulan suci jangan sampai terlewatkan. Perbanyak ibadah di bulan suci Ramadhan dengan: Membaca dan Mengkaji Al Quran, shalat sunnah, serta Infaq.
Pembekalan yang mengingatkan kita untuk memanfaatkan momentum di bulan ibadah yang penuh rahmat tersebut.
Di akhir acara, Nabil Ashari (kelas X), memberikan renungan menyambut Ramadhan. Sebuah pesan kejujuran dalam bentuk puisi, dari manusia yang merasa dirinya lemah membutuhkan kekuatan dan kasih sayang Allah Swt, untuk mampu menjalankan ibadah yang terbaiknya.
Yang disambung dengan doa sebagai penutup kegiatan ini.[]