Parentama: Mengajak Sinergi Orang tua Menyukseskan Anak dengan Visi yang Sama
Hari Pertama. Sabtu, 10/7/2021.
Penulis: Sonny Lazuardi
Spesial! Kegiatan Parenting kembali digelar. Ini bukanlah sembarang parenting. Ada kekhususan dalam kegiatan ini.
Orang tua pasti ingin anaknya sholih bukan? Disamping itu, berharap anaknya sukses dan bahagia dunia dan akhiratnya.
Nah, kuncinya sekeluarga harus sholih. Inilah hal yang khusus pada Parentama. Bagaimana caranya? Parentama (Parenting Insantama) menjawabnya.
Membicarakan anak memang tak ada habisnya. Tak bosan juga kami tiap tahun menyelenggarakan kegiatan ini. Membahas masalah mendidik anak, sekaligus membahas orang tuanya. Ditambah membicarakan lembaga pendidikan kami, Insantama.
Ya, untuk menyiapkan generasi tangguh calon pemimpin-sesuai tagline Insantama, perlu sinergi orang tua dan sekolah. Oleh karenanya Parentama 2021 kami hadirkan. Sebagai kegiatan wajib tahunan. Dikhususkan untuk orang tua siswa baru kelas X. Sebagai upaya penyamaan persepsi antara orang tua dan pembinaan Insantama.
Kegiatan diawali pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh ananda Amirul Syuhada, siswa kelas XII-1.
Acara dipandu pak Ikbar selaku MC yang memulainya dengan pantun yang cukup menarik.
Kemudian masuk kepada pemateri 1 menyampaikan bagaimana membangun keluarga sakinah, mawaddah, warahmah, bersama Ust Dr. Rahmat Kurnia. Beliau adalah Direktur Pendidikan Insantama, yang mengurusi masalah kurikulum dan keberlangsungan pendidikan di sekolah. Juga sebagai motivator keluarga SAMARA.
Apa motivasi mengikuti parentama? Pertanyaan yang beliau lontarkan pada peserta Pareting Insantama. Berbagai jawaban dikemukakan:
-Ingin menjadi keluarga sakinah mawadah warahmah, menjadikan anak sholih
-Ingin mengetahui pendidikan di Insantama mengetahui aturan-aturannya.
-Ingin tahu strategi Insantama di kala pandemi, memberikan pengajaran sehingga ananda dapat lebih menerima. Dan berbagai jawaban lainnya.
Sebuah ilustrasi dihadirkan. Tayangan video diputar. Diperlihatkan betapa kita bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa dibanding dengan makhluk Allah lainnya seperti jagat raya yang begitu luas. Tapi kenapa kita masih petantang-petenteng?
Ketika merasa kecil maka manusia tidak bisa sombong, dan selayaknya mentaati aturan Allah. Seperti mengurusi urusan rumah tangga dan mendidik anak agar menjadi sholih.
Beliau memaparkan agar menjadi keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah maka syaratnya tidak bisa lepas dari suami shalih, istri shalihah dan anak yang shalih/ah. Saling bersinergi. Bila salah satunya tidak shalih maka akan sulit mewujudkan. Ibarat sayap burung yang patah satu, tidak bisa terbang.
Takwa sebagai modalnya, buatlah komitmen masuk surga bersama keluarga. Maka mendidik anak dan keluarga akan baik.
Namun, ada pula fungsi yang secara fisik harus dipenuhi, bila tidak maka akan menjadi masalah seperti: reproduksi, ekonomi, sosial, edukatif, protektif, religius, rekreatif, dan afektif. Adalah arahan yang dijelaskan satu-persatu dalam Parentama 2021 ini.
Selanjutnya, arahan pemateri 2 bersama Ust. M. Ismail Yusanto, MM. Beliau menyampaikan untuk melihat pendidikan sekolah lihatlah kurikulumnya. Bagaimana visi dan misinya, pandangan mengenai manusia dan pendidikan.
Bagaimana visi dan misi
manusia sebagai Abdullah, untuk beribadah kepada Allah. Intinya taat kepada-Nya.
“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah-Ku” (QS. Adz-Dzariyat: 56).
Beribadah beriman dan taat pada syariat-Nya. Di sinilah pembentukan Syakhsiyyah.
Kemudian manusia sebagai Khalifatullah, pemakmur bumi. Penerapan saintek dan syariah untuk rahmatan lil’alamin. Sehingga dapat menguasai saintek dengan tsaqofah Islamiyyahnya.
Sain dan teknologi itu harus dikendalikan dengan syariah, aturan Allah. Sebab seperti Pistol dapat membunuh beberapa orang, senapan mesin puluhan orang, sementara bom dapat membunuh ribuan orang. Harus dikendalikan dengan benar.
Orientasi Pendidikan semestinya berintegral Islam, karena merupakan konsep yang ideal. Insantama menerapkan syakhsiyyah Islam, ilmu kehidupan, dan tsaqafah Islam sebagai konsep pendidikan yang diharapkan unggul/bermutu.
Insantama pun menyampaikan program sekolah yang disampaikan Kepala Sekolah SMAIT Insantama, SM. Pertiwiguno, S.Pi. Atau pak Uno panggilan akrabnya. Sebagai pemateri ke 3.
Seperti pendampingan pantauan syakhsiyyah Islamiyyah, ada dalam buku agenda siswa dan pencapaian SKU-SKK.
Beliau juga berpesan, orang tua agar berperan mengawal anaknya selama BDR. Kondisi pandemi mesti diyakini baik buruknya dari Allah Swt. Mampu mendekatkan diri pada Allah. Melindungi dari bahaya covid 19. Mengkondisikan imun tubuh, olahraga, 3 M. Memahamkan ananda agar ridho dengan BDR dan bersemangat menuntut ilmu meski BDR. Komunikasi intensif dengan muaddib dan wali kelas dapat dijalankan. Dan pendampingan aktivitas harian.
Disusul pembicara berikutnya tentang ke boardingan, bersama Ust Muhibbudin, S.Hi. Sebagai Mudir Aam Boarding Insantama. Pemateri ke 4.
Menyampaikan kenapa anak Insantama harus boarding?
Remaja perlu ditempa kemandiriannya. Anak-anak kita akan ditempa di Boarding. Supaya sadar dengan kemandirian. Kegiatan biasanya dibuat peregu untuk mengurusi aktivitas kesehariannya. Seperti urusan makan, ibadah, pakaian, buka puasa dan sebagainya.
Kegiatan boarding sudah ada jadwalnya tersendiri tinggal dijalankan, di luar kegiatan sekolah. Meski anandas jauh dari orang tua, tetap diberikan kesempatan berkomunikasi. Via telpon atau pulang di minggu ke 3 (ketika BDS).
Anandas wajib boarding serta mematuhi aturannya. Ada sanksi bila terjadi pelanggaran terkait masalah kedisiplinan, amanah, penggunaan gadget, izin pulang, ibadah, dan sebagainya.
Orang tua menitipkan anaknya ke lembaga Insantama baik sekolah maupun boarding. Namun sinergi antara orang tua, anandas, dan Insantama harus terjalin.
Parenting Insantama (Parentama) untuk menyamakan persepsi misi dan visi Insantama kepada orang tua dalam pembinaan anandas.
Diharapkan anandas kelak menjadi pemimpin masa depan umat yang Ansharulllah. Aamiin.