Menanam Kangkung dengan Media Gelas Plastik dan Sterofoam

Ekspresi farming kali ini giliran anak-anak kelas 2 SDIT Insantama Serang. Farming hari ini praktik menanam kangkung dengan menggunakan media gelas plastik dan Sterofoam. Ekspresi farming dilaksanakan Rabu (18-1-2023), di halaman belakang sekolah Insantama. Anak-anak bersemangat belajar sambil praktik menanam, sehingga menambah keseruan dalam agenda farming ini.

Ekspresi farming ini menurut ustadz Hanapi, M.Ag, selaku PJ Farming, tujuannya adalah pertama, memanfaatkan barang bekas seperti gelas plastik dan Stereofoam untuk dijadikan media menanam kangkung. Kedua, melatih anak-anak agar kreatif menggunakan media tanam di sekitar kita. Ketiga, mengajarkan anak-anak untuk menanam kangkung menggunakan cara hidroponik. Keempat, mengetahui cara pertumbuhan tanaman yang mulai dari biji sampai besar, kemudian bisa dipanen hasilnya.

Ustadz Hanapi menambahkan memberikan motivasi dan harapannya agar para siswa bisa kreatif dan memanfaatkan barang bekas di sekeliling kita untuk dijadikan media menanam. "Melatih anak-anak memiliki keterampilan dalam bercocok tanam baik menggunakan lahan terbuka atau media hidroponik." Katanya.

Sementara itu, ananda Alif siswa kelas 2 menanyakan pada gurunya disaat praktik. "Kenapa cara menanamnya, Sterofoam dilubangi?" Ungkapnya dengan semangat. Langsung ditanggapi gurunya. "Karena tempat untuk menyimpan gelas plastik, nantinya akan dikasih biji kangkung." Jawabnya dengan lugas. Berbeda dengan siswa kelas 2 lainnya, ananda Aqila yang menanyakan disaat praktik menanam. "Pak... Stereofoam nya dikasih air gak? Ujarnya dengan cermat. Lalu dijawab dengan rinci oleh pak Hanapi. "Stereofoam belum dikasih air dulu, supaya biji kangkung tumbuh akar dan daun, setelah tumbuh baru dikasih air dan vitamin A/B Mix." Urainya pada anak-anak disaat kegiatan farming.

Namun demikian, ustadz Hanapi menjelaskan dengan rinci terkait alat dan bahan-bahannya serta cara membuat dan menanamnya antara lain bahannya, bibit kangkung, gelas plastik, Stereofoam, kain flanel, vitamin A/B Mix. Sedangkan cara menanamnya pertama, lubangi Stereofoam menggunakan kater. Kedua, lubangi kecil gelas plastik menggunakan paku. Ketiga, potong kecil kain sesuai ukuran gelas. Keempat, masukan potongan kain kedalam gelas. Kelima, masukan bibit kangkung ke dalam gelas. Keenam, masukan air yang sudah di beri vitamin A/B Mix ke Sterofoam. Ketujuh, simpan di tempat terbuka.

"Menanam adalah kegiatan yang sangat positif, membuat seseorang membutuhkan kesabaran untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat." Pungkasnya.[]

Pisang Naget Coklat dan Tiramisu, Rasanya Enak

Ekspresi cooking hari ini sangat disukai anak-anak kelas 3 SDIT Insantama Serang. Mengapa demikian? Karena agenda cooking kali ini membuat pisang Naget dengan toping coklat dan Tiramisu. Kegiatan memasak ini dilaksanakan Rabu (18-1-2023) di teras Insantama Serang. Anak-anak tambah antusias dan semangat membuat pisang Naget yang menjadi makanan kegemarannya.

Menurut pak Muhaimin, S.Ud salah satu tim cooking, sekaligus guru kelas 2, tujuannya ekspresi cooking adalah pertama, melatih kreatifitas dalam memasak. Kedua, belajar kemandirian dalam hal keterampilan mengolah makanan. Ketiga, mengajarkan anak-anak supaya tidak ketergantungan pada orang tua dalam menggoreng makanan. Keempat, mengajarkan praktik yang sifatnya faktual terkait kegiatan cooking. Kelima, menumbuhkan rasa semangat dalam belajar memasak baik ikhwan maupun akhwat yang bisa membangkitkan bakat jiwa entrepreneur di bidang tata boga.

Lebih lanjut pak Muhaimin menambahkan bahwa harapannya anak-anak ke depannya dengan belajar cooking ini sebagai bekal pengetahuan dasar dalam memasak, ketika dewasa nanti memiliki bakat entrepreneur mengembangkan kemandirian wirausaha berkaitan dengan kuliner. "Agar anak-anak terampil, dan dilatih belajar survive di dalam lingkungan keluarga untuk membantu orangtuanya memasak maupun membuat kue." Ujar guru lulusan UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, dan juga bekerja sampingan sebagai freelance di Agen Aneka Busa Indonesia.

Sementara itu, salah satu siswi kelas 3, ananda Nayla mengatakan merasa senang ketika kegiatan ekspresi cooking. "Ana sangat senang belajar memasak, karena seru banget." Katanya dengan bangga. Lain halnya dengan ananda Affan, siswa kelas 3, menyampaikan kegiatan cooking ini membuat semangat belajar dalam praktiknya. "Ana suka memotong-motong pisang, apalagi setelah dimasak dibuat pisang Naget, rasanya enak banget dan pengen nambah lagi, karena ada coklat dan Tiramisu nya." Ucapnya sambil makan pisang Naget Coklat dan Tiramisu.

Namun demikian, pak Muhaimin menjelaskan terkait bahan-bahan makanan dan cara mengolah masakannya. Terutama bahan-bahan nya antara lain: pisang, tepung tapioka, tepung roti, minyak goreng, air, coklat dan Tiramisu. Sedangkan cara memasaknya: pertama, larutkan tepung tapioka dengan air. Kedua, potong pisang menjadi 2 bagian. Ketiga, masukan pisang ke dalam adonan tepung tapioka. Keempat, angkat pisang, lalu masukkan kedalam tepung roti. Kelima, goreng pisang sampai warna kecoklatan. Keenam, setelah pisang matang, dikasih toping coklat dan Tiramisu. Ketujuh, pisang Naget siap di nikmati.

"Menumbuhkan bakat entrepreneur sejak dini dan menciptakan keterampilan cooking dalam berwirausaha dengan landasan nilai-nilai Islam serta memiliki kreatifitas yang mandiri." Tuturnya.[]

Eksperimen Membuat Balon Gas dan Filter Air

Kegiatan sains hari ini menarik perhatian para siswa kelas 5 SDIT Insantama Serang. Karena mereka dilatih berpikir akalnya melakukan praktik agar dapat berhasil dalam eksperimen sains. Kegiatan ini dilaksanakan Rabu (18-1-2023) di SDIT Insantama Serang. Ekspresi sains ini ada 2 kegiatan, pertama, eksperimen membuat balon gas. Kedua, eksperimen membuat filter air.

Tujuan ekspresi sains ini menurut bu Rika Nurmalawati selaku PJ Sains adalah pertama, mengajarkan anak-anak untuk meningkatkan rasa penasaran mereka dalam praktik sains, sehingga melatih berpikir untuk membuktikannya. Kedua, keberanian untuk mencoba eksperimen. Ketiga, kerjasama antar kelompok yang saling membantu. Keempat, melatih kesabaran dalam melakukan eksperimen. "Ayo... Terus bereksperimen agar pengetahuan tentang sains bertambah luas." Ujar guru kelas 6 SDIT Insantama Serang.

Sementara itu, salah satu siswa kelas 5, ananda Zaki menanyakan disaat eksperimen. "Kenapa balonnya bisa mengembang." Katanya dengan merasa heran dan penasaran. Langsung direspon oleh gurunya. "Karena terjadi reaksi antara cuka dan soda kue setelah dicampurkan ke dalam botol, sehingga menghasilkan gas dan balon menjadi mengembang." Jawabnya. Sedangkan dalam eksperimen kedua, siswi kelas 5, Ghania Latifa Farhati menanyakan terkait eksperimen membuat filter air. "Bagaimana bisa terjadi, air yang kotor menjadi air yang bersih." Ungkapnya. Dijawab pertanyaannya tersebut. "Karena adanya penyaringan atau filter dari bahan-bahan yang digunakan eksperimen." Tegasnya.

Meski demikian, bu Rika menjelaskan dengan jelas dan mudah dipahami oleh anak-anak. Terkait alat dan bahan serta cara langkah-langkah eksperimen diantaranya: Untuk eksperimen pertama membuat balon gas. Alat dan bahannya yaitu botol, cuka, soda kue, dan balon. Langkah percobaannya pertama, siapkan botol. Kedua, masukan cuka kedalam botol. Ketiga, masukan air sedikit kurang lebih seperempat gelas. Keempat, masukan soda kue secukupnya. Kelima, tempelkan ujung balon dimulut botol. Keenam, amati yang terjadi, hasilnya balon akan mengembang.

Lebih lanjut bu Rika menjelaskan eksperimen kedua, membuat filter air. Terkait alat dan bahan diantaranya, gunting, botol plastik bekas, arang, pasir, batu kerikil, kapas, tisu dan air kotor. Langkah percobaannya pertama, potong bagian bawah botol. Kedua, dilubangi tutup botol. Ketiga, masukan lapisan kapas. Keempat, masukan tisu. Kelima, masukan batu kerikil. Keenam, masukan pasir. Ketujuh, masukan batu sedang. Kedelapan, masukan arang. Kesembilan, masukan pasir. Kesepuluh, masukan tisu. Kesebelas, masukan air kotor ke dalam botol. Keduabelas, amati hasilnya, air kotor akan disaring/difilter dari bahan-bahan yang di gunakan sebagai proses penyaringan dan air berubah menjadi bersih.[]

Ekspresi Kepanduan Melatih Kedisiplinan dan Kemandirian

Sebanyak 73 siswa kelas 4 SDIT Insantama Serang mengikuti ekspresi kepanduan. Agenda kegiatan kepanduan ini dilaksanakan Rabu (18-1-2023), di lapangan Insantama Serang. Terlihat semangat para siswa saat dipandu oleh pak Hawasi mengikuti instruksi setiap gerakan dengan teratur dan serempak serta penuh antusias.

Menurut pak Hawasi selaku PJ Kepanduan sekaligus guru kelas 6, tujuan ekspresi kepanduan ini adalah pertama, melatih kedisiplinan dan kemandirian. Kedua, membentuk karakter kepribadian yang tangguh. Ketiga, mengajarkan sikap tanggung jawab. Keempat, kerjasama team work antar kelompok. Kelima, memberikan pembekalan sosok keteladanan dan menjadi seorang pemimpin. Keenam. Mengajarkan keberanian dan survive dalam kehidupan serta menjadi muslim sejati.

Sementara itu, salah satu siswi kelas 4 Naurah Zhafira mengatakan bahwa kegiatan kepanduan ini sangat menyenangkan dan menambah ghirah semangat dalam mengikuti setiap instruksi dari gurunya. "Ekspresi kepanduan seru banget dan menarik ada permainan yang membuat semua senang." Katanya dengan semangat.

Lain halnya, dengan Hasna Putri Pramudita siswi kelas 4, yang mengomentari ekspresi kepanduan sangat melelahkan dan menantang sikap keberanian. "Kepanduan ini melatih kedisiplinan dan kekompakan, yang bikin seru ada game nya membuat lingkaran." Ujarnya dengan bangga.

Namun demikian, pak Hawasi memberikan motivasi semangat pada anak-anak agar dapat mengimplementasikan kedisiplinan dan kemandirian dalam kehidupan untuk menjadi kepribadian yang beradab, religius dan berakhlak Islami. "Antum harus siap menjadi pemimpin kedepannya, belajar dari sekarang sikap tanggung jawab, disiplin dan mandiri sebagai bekal membentuk karakter kepribadian yang tangguh." Tuturnya.[]

LMT-4 SMPIT Insantama 'AVENZORE': TOUR DE ALASKA

Serombongan odong-odong menderu mendatangi camp bak gajah di padang Masai Mara. Anandas semua menunggu dengan tegang. Menatap dengan serius, ketika rombongan ini bermanuver dan menyibak lalu lintas di depan Permana Homestay yang menjadi camp anandas selama LMT-4 Journey to Pare. Akhirnya rombongan ini berhenti. Dan satu persatu anandas menaiki kendaraan unik khas Pare ini.

"Waduh interior pengemudinya mirip Land Rover modifikasi di lomba Camel Trophy pak." komentar Fairuz Arkan dari kelas 9B yang naik di odong-odong nomer 1.

Tour de Alaska, begitulah konsep acara hari ini (16/01). Alaska adalah singkatan dari Alas Karet, sebuah sumber air di kawasan kecamatan Wates kabupaten Kediri yang berbatasan dengan kabupaten Blitar. Alaska adalah hutan kecil penopang sumber air utama desa yang dikelola oleh pemerintah desa dengan mengubahnya menjadi tempat wisata alam.

Odong-odong berjalan beriringan melewati jalan-jalan desa yang berkelok-kelok. Pemandangan sawah dan kebun tebu serta sesekali siluet gunung Kelud di kejauhan. Tak terasa, rombongan odong-odong telah sampai di depan gerbang Alaska.

Di tempat ini ananda berkumpul per kelompok untuk melakukan Speak Contest. Sejuknya rimbun pepohonan yang dihiasi cahaya mentari pagi menambah semangat anandas untuk menuliskan draft Speak Contest. Gemericik air yang kesejukannya terasa hingga kepala, meningkatkan kepercayaan diri untuk tampil berpidato dalam bahasa Inggris. Speak Contest hari ini adalah tahap awal untuk puncak Speak Contest di Gunung Bromo nanti.

Tak terasa jarum jam telah menunjukkan pukul setengah sebelas. Lelahnya fisik dan laparnya perut ternyata tak bisa dibohongi. Maka rombongan meninggalkan Alaska menuju kembali ke camp. Sesampai di camp, aroma nasi pecel telah menyambut anandas. Aroma yang tak bisa dilawan oleh tubuh yang melelah.[]

LMT-4 SMPIT Insantama 'AVENZORE': FOODIES STORIES

Salah satu hal penting yang ditanyakan orang tua siswa kelas 9 sebelum pelaksanaan LMT-4 Journey to Pare adalah terkait nafsu makan anandas selama di Pare. Perbedaan suhu, kondisi budaya, serta masakan membuat beberapa orang tua khawatir putra dan putrinya kehilangan nafsu makan selama di Pare Kediri.

Suhu di Pare selama beberapa hari memang cukup gerah karena panas terik. Namun udara masih cukup bersih ketimbang di Bogor. Terik siang hari memang sangat menggoda untuk menikmati minuman dingin. Namun anandas mencoba menahan hasrat ini agar tidak mudah terserang radang.

Oya, menu pertama yang kami cicipi di Pare adalah soto ayam yang disajikan ketika sarapan. Menu ini cukup diminati anandas, karena karakternya yang berkuah. Menu sarapan yang juga cukup diminati adalah nasi goreng. Ditemani dengan telur ceplok, mentimun, dan teh hangat. Menu ini selalu membuat anandas ingin menambah sarapan.

Lalu suatu siang, kami semua menikmati makang siang berupa nasi pecel. Nasi pecel adalah sajian khas Kediri yang biasanya disajikan dengan sambal tumpang, yaitu kuah pedas yang terbuat dari remukan tempe. Nasi Pecel adalah sajian yang bisa dinikmati pagi, siang, ataupun malam. Tentu untuk anandas kali ini tidak dilengkapi dengan sambal tumpang.

Menu makan siang lain yang cukup menggoda adalah nasi denga sayur asam. Sayur asam jawatimuran berbeda baik rasa, penampilan, hingga penyajian dengan sayur asam pasundan. Kuahnya lebih bening dan hanya berasa asam dari asam jawa. Isinya hanya kacang panjang, krai (mentimun sayur), kangkung, dan kol. Penyajiannya alih-alih dipisah, namun disiramkan ke nasi secara langsung. Konon, menikmati sayur asam ditambah lauk ayam goreng dan tempe goreng, rasanya sungguh sangat menyegarkan.

Menu makan malam paling sensasional menurut kami adalah ayam bakar kecap yang dinikmati dengan lalapan. Menu ini sangat cepat tandas lebih-lebih anandas yang terserang lapar karena seharian belajar.

Menu makanan di Pare sebenarnya hanya menu sederhana ala rumahan. Namun justru disinilah kelebihannya. Menu-menu ini memang membuat kami mengingat rumah, namun kerinduan tersebut terbayarkan dengan kenikmatan di lidah kami. Maknyuusss.[]

Penyambutan LMT-4 from Pare: Welcome Back, Avenzore

Sejak Sabtu (21/1/2023), para siswa dan siswi kelas 7 dan 8 telah mempersiapkan agenda penyambutan kedatangan kakak kelas 9 mereka dari Pare hari ini, Senin (23/1/2023). Tibalah pagi ini rombongan yang ditunggu-tunggu itu datang. Mereka berjalan melewati gerbang sekolah tercinta Insantama Bogor, disambut dengan pekikan takbir dan shalawat Badar oleh seluruh peserta yang terdiri dari siswa SD, para guru dan orang tua, juga seluruh siswa SMPIT Insantama, “Thala’al badru ‘alayna mintsaniyatil wada’, wajabasy syukru ‘alayna mada’a lillahi da’…”

Begitu semarak mereka disambut, sebagaimana kerinduan yang begitu mendalam mereka pendam sejak mereka meninggalkan sekoah dan keluarga tercintanya. Keletihan nampak di wajah mereka, sebagaimana bahagia pun bertaburan dalam bening mata para calon pemimpin Ansharullah itu.

Athalla terlihat memimpin teman-temannya masuk perlahan ke dalam lingkungan sekolah, melalui lorong-lorong manusia yang menyambut mereka dengan meriah. Sangat ditunggu, mereka begitu dinantikan. Doa-doa terlantunkan sejak kepergian mereka, dan hari ini seolah semuanya terbayar lunas oleh Allah, ini Allah yang mengijabah, ini pertolongan Allah.

Avenzore yang sekarang terlihat lebih tinggi-tinggi dan semakin matang, karena pengalaman memang mendewasakan mereka dan membimbing mereka menjadi lebih siap menghadapi semua kemungkinan dalam hidup. Selain itu, warna kulitnya pun berubah, mereka lebih kecoklatan, “Pare panas, Bu, tapi seru,” kata salah seorang siswi yang saya peluk bergantian.

Ada air mata yang menetes ketika mereka meneriakkan takbir, ada dada yang bergetar saat mendengar teriakan ikrar Avenzore. Saya dalam diam membatin, “Allah.. Allah Rabbi, tolong jagalah anak-anak ini. Jagalah mereka untuk kemuliaan Islam dan kaum Muslimin. Jagalah mereka demi kemuliaan nama-Mu.” Selamat kembali lagi ke petualangan intelektual di Insantama, Avenzore, Welcome Back![]

Penyambutan LMT-4 Avenzore Back from Pare: Petualangan Mengejar Idznullah dan Nashrullah

Lelaki itu berdiri di balik pagar yang meninggi di depannya. Pandangannya mengarah lurus ke arah luar pagar, seolah menanti penuh harapan. Sesekali dia menoleh ke arah dalam lingkungan SIT Insantama, seperti mencari-cari siapa yang bisa menjadi tempat bertanya tentang apa yang tersimpan dalam benak.

"Mana ondel-ondel?" Katanya. Bukan, dia tak sedang sekadar mencari boneka besar lucu itu. Namun ondel-ondel yang dimaksudkan adalah untuk menyemarakkan penyambutan angkatan Avenzore yang baru pulang dari agenda LMT-4 di Pare.

Sebelas hari yang lalu mereka menapak kaki di Kampung Inggris, menjalani gemblengan pamungkas Leadership and Management Training-4 dalam rangka petualangan mencari ilmu. Mereka, dilepas oleh Pak Hasan, Kepala SMPIT Insantama Bogor, yang saat ini sedang berdiri di pintu masuk sekolah untuk pula menyambut kedatangan mereka.

Ketika mereka masuk, riuh shalawat Badar menggema. Mengarah ke Plaza dan duduk di sana untuk mendengarkan rasa syukur, apresiasi, ungkapan hati, dan hikmah yang banyak dari orang tua mereka yaitu Kepala Sekolah, perwakilan Yayasan SIT Insantama, guru-guru, dan perwakilan Fosis.

"Alhamdulillah, selamat datang Pak Hasan ucapkan kepada Avenzore. Setelah sebelas hari lamanya, antum dapat menjalankan program dan semuanya dalam kondisi sehat. Sekarang tinggal menunggu step selanjutnya," kata Pak Hasan mengingatkan seluruh angkatan kelas 9 itu untuk tetap mawas dengan tahapan proses yang akan dilalui di depannya.

Hadir juga dalam forum itu, Direktur Kesiswaan SIT Insantama Bogor, Pak Karebet. Dalam sambutannya, beliau mengulang salamnya beberapa kali untuk mendengarkan jawaban yang lebih menggelegar. Menurutnya, salam di dalam Islam harus disambut antusias karena dia adalah doa dan salam yang paling mulia di dunia.

Pak Karebet menjelaskan pesannya dengan bahasa Inggris. Dia mengapresiasi, bersyukur, menyemangati, dan memberi nasehat kepada seluruh angkatan Avenzore. Pak Kar, sapaan akrabnya, juga mengucapkan terimakasih kepada guru-guru Insantama yang terus memantau ananda.

Juga ikut menyampaikan sambutannya, Pak Muslim, guru SMPIT Insantama Bogor yang juga merupakan ketua pelaksana agenda LMT-4 Avenzore Journey to Pare ini. Dia juga mengucapkan sambutannya dengan bahasa Inggris.

Dia sempat mengisah bagaimana para guru turut berusaha keras untuk mampu menjadi contoh terbaik bagi ananda, terlihat dalam komitmen untuk selalu berbicara dalam bahasa Inggris meski tak semua guru bisa. "Bapak selama di Pare sangat terinspirasi oleh beliau (Pak Dodong). Kami berusaha memberikan contoh terbaik untuk antum bahwa kesulitan itu bukan untuk dihindari, tapi dihadapi. Maka nikmati prosesnya."

Apa yang disampaikan tak selalu mencakup perasaan para guru. Karena sungguh sikap dan tanggung jawab mendidik adalah kegiatan yang sudah menjadi "kehidupan" bagi para guru.

Avenzore merasakan bagaimana keluar dari zona nyamannya, dan merelakan dirinya untuk dididik dalam naungan para guru yang ikut serta dalam agenda LMT-4 ini. Sehingga lengkaplah sudah yang menjadi sebab-sebab bagi terkabulnya doa dalam upaya demi upaya yang mereka lakukan, maka sebagaimana apa yang disampaikan Pak Kar, "Ini semua karena idznullah dan nashrullah." Benar, layaklah Avenzore mendapatkan izin dan pertolongan Allah. Insya Allah.[]

Penyambutan LMT-4 Avenzore Back from Pare: Muhammad's Secret Mission

"Ada masalah ketika Zaki yang tengah belajar menaiki sepeda gowes tetiba menabrak mobil dan lampu seinnya pecah, namun pemiliknya dengan ramah memaafkan. Ada masalah, saat sebagian dari kami memilih jalan sendiri tak mengikuti perintah amir, dan akibatnya tersesat jalan. Ada masalah di saat kami melihat tujuan itu sangat dekat. Kami ingin melakukan shalat shubuh di puncak tertinggi dengan view terbagus sambil melihat matahari terbit dari Bromo, tapi ada kemacetan sehingga kami tak bisa mewujudkannya," tukas Muhammad, salah satu angkatan Avenzore yang diberi misi khusus untuk bercerita di hadapan seluruh teman-temannya, para orang tua dan guru, juga adik-adik kelasnya di SMPIT Insantama Bogor, Senin (23/1/2023).

Selama sebelas hari di Pare, angkatan Avenzore mengalami banyak kejadian yang mendewasakan mereka. Muhammad mengambil hikmah dari beberapa peristiwa yang terjadi di sana. "Manusia itu perencana terbaik, namun manusia hanya pelaksana. Sehingga qadha Allah bersifat mutlak," ujarnya.

Dia juga menjelaskan tantangan dan hambatan yang mereka hadapi, di antaranya juga memberi hikmah bahwasanya ketaatan kepada amir itu bersifat mutlak.

Menarik, saat anak muda ini bercerita tentang salah seorang temannya yang menjadi teladan bagi semua angkatan Avenzore, yaitu Zaki. "Perhatikan apa yang dilakukan Zaki setiap malam, tahajjud, dzikir, baca Qur'an dan berdoa. Dan ketaatan itu adalah kunci bagi nashrullah itu datang. Sungguh pertolongan Allah itu dekat, pertolongan Allah itu nyata," katanya.

Sejatinya pendidikan adalah membentuk para muttaqin yang mukhlish, para pembelajar yang menjaga ketakwaannya dalam keikhlasan. Mereka adalah yang selalu mampu menyerap hikmah dalam semua kejadian hidup, dan sekuat-kuat upayanya untuk tetap berdiri di atas husnuzhan kepada Allah Swt.

Luar biasa. Pendidikan seperti ini memang yang dibutuhkan oleh semua orang tua, inilah yang menjadi cita-cita para ayah dan bunda, yaitu lahir dari keturunan mereka yang menyembah Allah dan mengemban amanah untuk menjadi rahmat bagi semesta. Mereka ini generasi yang senantiasa terjaga dalam lingkungan taat, memiliki daya tahan yang kokoh di atas ketakwaan meski di luar sana begitu banyak jebakan yang siap menjerat.

Saat Muhammad menutup orasinya, saya memanggil dia dan meminta kertas yang digenggamannya. Saya begitu takjub dengan judul yang dia tuliskan di kertas berisi paragraf demi paragraf berbahasa Inggris yang tersusun untuk dia bacakan saat orasi, "Muhammad's secret mission."[]

Eksperimen Sains SDIT Insantama Serang: Membuat Model Sistem Pernapasan Manusia

Ekspresi sains kali ini di ikuti siswa-siswi kelas 5, yang bersemangat membuat eksperimen. Kegiatan sains ini dilaksanakan Rabu (11-1-2023), di SDIT Insantama Serang. Ekspresi sains hari ini melakukan eksperimen membuat model sistem pernapasan manusia. Tujuan pembelajaran nya, agar siswa dapat menjelaskan sistem pernapasan manusia berdasarkan model yang dibuat dalam eksperimen.

Ekspresi sains ini menurut bu Rika Nurmalawati selaku PJ Sains, tujuannya adalah pertama, menggambarkan/mendeskripsikan pada anak-anak bagaimana cara bernafasnya manusia. Kedua, menanamkan anak-anak berani dan mandiri untuk melakukan sesuatu. Ketiga, kerjasama antar teman membuat eksperimen. Keempat, mengajarkan anak-anak terampil melakukan praktik sains. Kelima, berani mencoba bereksperimen.

"Harapannya anak-anak menyukai sains, berani untuk mencoba, menimbulkan rasa keingintahuan, menyampaikan sesuatu hal dalam proses pembuatannya dan anak-anak agar bisa menjadi ilmuwan serta melatih kemampuan berpikir bereksperimen." Jelasnya.

Sementara itu, salah satu siswa kelas 5, ananda Jaka menanyakan hasil eksperimen sains yang membuat model sistem pernapasan manusia. "Mengapa balon yang di dalam botol bisa kembang kempis." Ujarnya setelah uji eksperimen. Langsung dijawab oleh Fairuz siswa kelas 5, menanggapi pertanyaan yang dilontarkan temannya tersebut. "Karena ada perbedaan tekanan udara dalam botol dan diluar botol." Jawabnya dengan lugas.

Namun demikian, bu Rika menjelaskan secara rinci terkait alat dan bahan eksperimen serta cara langkah-langkah membuat model sistem pernapasan manusia diantaranya: Botol bekas, plastisin, gunting, selotip, balon 2 buah, sedotan 2 buah, karet gelang, dan plastik kresek.

Sedangkan cara langkah-langkah membuatnya pertama, gunting botol dan rapikan sisinya. Kedua, masukan balon ke dalam sedotan, lalu ikat dengan karet. Ketiga, satukan balon yang sudah di ikat tadi. Keempat, lubangi tutup botol menggunakan paku/gunting. Kelima, masukan sedotan kedalam botol, ditutup lalu di lem diatas tutup botol. Keenam, tempelkan plastisin diatas tutup botol dengan rapat. Ketujuh, pasang plastik kresek dibagian bawah botol. Kedelapan, rekatkan plastik kresek dengan selotip. Terakhir kesembilan, lakukan eksperimen membuat model sistem pernapasan manusia, jika berhasil akan kembang kempis.

"Belajar sains itu seru, dan membuat ketagihan untuk melakukan eksperimen baru." Tuturnya.[]

arrow-right