Merancang Pembelajaran Online Rasa Offline

-

Merancang Pembelajaran Online Rasa Offline

Penulis: Adi Fadjar Nugroho

Life must go on. Dengan semangat bahwa kehidupan akan terus berjalan dan kitalah yang mengisinya dengan kebaikan maka guru-guru SDIT INSANTAMA BOGOR mencoba memformulasikan pembelajaran yang relevan di masa pandemi.

Tentu ini susah, karena Insantama adalah sekolah dengan segudang kegiatan tatap muka. Dan pastinya pertemuan jarak jauh (online) tidak bisa menggantikan 100% pembelajaran tatap muka. Dibenak kami bagaimana meminimalkan efek dari pembelajaran online agar mendekati rasa dan kualitas pembelajaran offline. Alhamdulillah dengan bimbingan intensif dari yayasan, diskusi panjang dengan perwakilan orang tua (FOSIS) dan banyak pelatihan, Insantama mencoba membuat pembelajaran Online rasa Offline.

Keterbatasan waktu dan interaksi menjadi salah satu titik kritis disini. Kami hanya punya waktu 2 jam dari yang tadinya sekitar 8 jam waktu sekolah. Itupun dengan interaksi yang tidak seintensif saat kami bersua di dalam kelas dengan ananda semua. Kami segera berbenah dengan meminta bantuan orang tua untuk membimbing biah shalihah anak-anak. Dengan jadwal yang kami susun, bantuan orang tua sangat kami harapkan dalam mengarahkan ananda dalam kegiatan-kegiatan ini. Dimulai dari shalat, membaca Al Qur’an, olahraga, dan lain-lain. Karena kami menyadari bahwa waktu ananda lebih banyak bersama orang tua.

Para guru tentu harus meng-up grade diri. Beberapa pelatihan baik yang gratis maupun berbayar kami wajibkan pada guru. Mulai dari pelatihan pembuatan video, powerpoint yang bener-bener sebagai point-point yang bermakna (power) sampai pemanfaatan keluarga google (google doc, sheets dan slides serta classroom dan drive).

Dengan semangat mengamalkan hadist Rasulullah, “Barang siapa menempuh satu jalan (cara) untuk mendapatkan ilmu, maka Allah pasti mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim), para guru giat belajar ilmu-ilmu alat di atas baik dalam pelatihan wajib oleh sekolah ataupun pelatihan mandiri. Semua ini dilakukan agar ilmu bisa di pahami anandas dengan mudah dan menjadi pedoman di masa depan mereka. Kami berharap pahala yang murid-murid lakukan dengan ilmu itu, terinspirasi dari sabda Rasulullah Muhammad SAW “Jika seorang manusia mati, maka terputuslah darinya semua amalnya kecuali dari tiga hal; dari sedekah jariyah atau ilmu yang diambil manfaatnya atau anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim no. 1631).[]

Exit mobile version