Menjadi Imam Sholat, Belajar Memimpin Ummat
(Catatan Kegiatan LKMM SMP 2018)
Waktu sholat sudah masuk, panitia mengingatkan peserta LKMM untuk bersegera melaksanakan ibadah sholat. Tak lama kemudian, adzan pun berkumandang melalui pengeras suara. Bertindak sebagai muadzin, tiada lain salah seorang siswa yang sudah ditunjuk dari salah satu kelompok.
Jamaah ikhwan dan akhwat melaksanakan sholat di lokasi yang berbeda. Siswa ikhwan terlihat sudah duduk di shaf-shaf sholat di atas sajadah masing-masing. Tidak jauh dari sana, sebagian lainnya masih mengantri untuk wudhlu. Sementara jamaah akhwat, sebagian besar mereka sudah duduk rapi sambil membaca Al-Quran bersama.
Setiap kelompok kebagian giliran sebagai petugas dalam pelaksanaan sholat fardu. Ada yang bertugas sebagai muadzin, sebagai pemimpin pembacaan dzikir, bahkan sebagai imam sholat.
Pada momen inilah siswa kelas VIII, baik ikhwan maupun akhwat, mendapatkan pengalaman sebagai imam sholat; tidak hanya bagi rekan-rekannya, akan tetapi bagi para guru dan juga panitia.
Bertindak sebagai imam pada sholat isya malam ini, ananda Wildan. Ananda yang mengaku pertama kali menjadi imam sholat, merasa bersyukur mendapat kesempatan tersebut. “ Ana bersyukur (karena) menjadi imam sholat”. Aku ananda yang juga bercita-cita menjadi imam di Masjid Al-Harom itu.
Sementara di jamaah akhwat, Ananda Hasna Hamidah, berkesempatan menjadi imam. “ setelah ana menjadi imam (sholat) ana lega, seneng sekaligus bangga”. Aku ananda yang juga mengaku baru pertama kalinya menjadi imam sholat jamaah.
Menjadi imam sholat tentunya akan menjadi pengalaman berharga di kemudian hari. Para siswa ini, sekalipun saat ini masih terlihat unyu-unyu, namun satu saat nanti mereka akan tumbuh dewasa dan kembali ke masyarakatnya.
Di saat itulah setiap pengalaman yang mereka dapat dari sekolah, khususnya ketika menjadi imam sholat, akan terasa begitu bermanfaat. “ Kelak mereka akan terjun ke masyarakat memimpin (masyarakat) dengan kekuatan spiritual mereka.” Kata Pak Ageng, sebagai ketua LKMM 2018. (Kur)