Menikmati Hangatnya Keramahtamahan di UPI Bandung

0
1279

Reportase LEADERSHIP FOR CHAMPIONS: GOES TO BANDUNG, Kelas VI SDIT Insantama

Menikmati Hangatnya Keramahtamahan di UPI Bandung

Kendaraan bis melanjutkan perjalanan menuju Bandung. Di perjalanan, sesekali ungkapan takjub keluar dari bibir para siswa, melihat pemandangan nan elok, baik di samping kanan maupun kiri jalan. Sesekali juga riuh tawa dan canda siswa mewarnai suasana perjalanan. Sesekali juga para guru mengingatkan siswa bila candaan mereka sudah mulai dirasa agak keluar rel.

Pukul 10.00 rombongan bis mulai memasuki asrinya kota Bandung. Jalanan yang tertata rapi dengan rindangnya pepohonan dan tanaman hias di sepanjang jalan membuat kian terpesonanya hati memandangnya. Tak berapa lama, rombongan memasuki area Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Berawal di sinilah kegiatan resmi Leadchamps akan segera dimulai. Langkah besar itupun sudah mulai tertapaki. Ya Allah… kuatkan hati kami tuk sukseskan kegiatan Leadchamps ini. Allahu akbar. Kunjungan ke UPI akan diawali di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Prodi PGSD).

Rombongan siswa mulai memasuki ruangan seminar saat waktu menunjukkan pukul 10.35. Siswa diarahkan menduduki kursi yang ada. Posisi ikhwan di lantai bawah, sementara akhwat di lantai atas. Beberapa siswa pengisi acara mulai mempersiapkan diri. Guru pembimbing pun terlihat sibuk menyiapkan beberapa pendukung tampilan. Tepat pukul 11.00 acara dimulai. MC dari tuan rumah menyampaikan ucapan selamat datang kepada tim rombongan dan untuk selanjutnya mereka menyerahkan tugas ke-MC-an kepada duo MC cilik Insantama, ananda Salma dan Haifa.

Dengan pengantar dwi bahasa, Inggris dan Indonesia, kedua MC mulai memandu jalannya acara. Diawali dengan pembacaan Al Qur’an dan terjemahannya oleh ananda Ragil dan Subhan. Dengan berkumandangnya ayat-ayat suci Al Quran, berharap semoga acara berjalan lancar, sukses, dan diberkahi Allah Swt. Selanjutnya adalah penyambutan dari pihak Prodi PGSD yang diwakili oleh Bapak Ari Rahmat Riyadi, selaku pembina kemahasiswaan. Secara umum beliau menyampaikan rasa bangganya pada siswa-siswa SDIT Insantama dan berharap akan ada MoU ke depannya antara Prodi PGSD UPI dengan SDIT Insantama. Tepukan gemuruh mengakhiri sambutan dari UPI. Pak Adi Fadjar Nugroho, selaku kepala SDIT Insantama, berkesempatan menyampaikan sambutan berikutnya. Hal penting yang beliau sampaikan adalah rasa terima kasih kepada pihak UPI karena penerimaannya yang luar biasa kepada tim dan juga berharap kepada para siswa untuk menikmati momen demi momen di kegiatan Leadchamps ini.

Acara berikutnya adalah penyampaian materi seputar SDIT Insantama dengan berbagai kegiatan dan targetnya oleh ananda Sanaz dan Naura. Dengan intonasi yang pas dan bergaya bak reporter, mereka berdua lancar menyampaikan materinya. Hadirin terasa hanyut dibawa penggal demi penggal lantunan reportase yang mereka berdua sampaikan. Hadirin pun menghadiahi tepukan yang riuh gemuruh. Kesempatan berikutnya diberikan kepada Kakanda Jejem Nur Wahid. Beliau adalah ketua Badan Eksekutif Himpunan Mahasiswa Prodi PGSD. Materi yang beliau sampaikan seputar pengalaman pribadi masuk ke jurusan PGSD plus kegiatan kemahasiswaan yang di dalamnya ada kegiatan yang mengedepankan pengetahuan, organisasi, dan pengabdian. Juga disampaikan struktur organisasi yang ada di lingkup BEM Prodi PGSD, yang menyakup tugas dan wewenang masing-masing departemen. Tepukan gemuruh pun diberikan di akhir beliau menyampaikan paparannya. Acara dilanjutkan dengan pemutaran film seputar UPI, berisikan sejarah dan sepak terjang UPI dalam mewarnai dunia pendidikan di negeri Indonesia, sejak berdirinya tahun 1954. Moto yang selama ini tersematkan pada UPI bahwa UPI sebagai kampus ilmiah, edukatif, dan religius dengan misinya menjadi pelopor pendidikan di Indonesia dan dengan bangga menyebut diri sebagai Kampus Bumi Siliwangi.

Acara diskusi dan tanya jawab menjadi sesi berikutnya. Bapak Ari Susanto, Bapak Ari Rahmat Riyadi, dan Kakak Jejem Nur Wahid berkenan menjadi narasumber dalam sesi ini. Banyak pertanyaan yang muncul dari para siswa. Beberapa pertanyaan pun tak mampu dijawab narasumber, terutama pertanyaan siapa yang mengusulkan nama UPI.

Sesi berikutnya adalah pembacaan puisi. Suasana mulai ‘gaduh’ karena memang acara ini sangat ditunggu-tunggu para siswa. Dengan karya sendiri, Zaina yang bernama lengkap Fairuz Zaina Raudhatul Jannah, melangkah mantap ke depan podium. Dengan gestur naturalnya dan intonasi pembacaan puisi yang ‘menggeliat’, tampilannya mampu menghanyutkan alam bawah sadar para hadirin. Saat Zaina menuntaskan pembacaannya pun hadirin terasa tidak menyadari. Beberapa saat barulah tepukan riang disertai teriakan menyertai langkah Zaina meninggalkan podium. Suasana masih terasa ramai. Pemberian cindera mata kepada pihak UPI menjadi pamungkas acara. Secara bergiliran para siswa berbaris memberi tanda salim kepada pihak UPI. Di akhir sesi, Bapak Ari Rahmat Riyadi memberikan testimoninya: “Saya sangat terkesan sekali dengan para siswa yang mengadakan kegiatan Leadchamps ini. Terlihat mereka sudah berorientasi mempunyai cita-cita, menjadi sosok yang bermental juara. Silahkan diteruskan untuk keberkahan bersama”. Masya Allah, Allahu Akbar. Banyak hal yang para siswa dapatkan saat kunjungan di UPI ini: adab menjadi tamu yang baik, kepercayaan diri, kemandirian, disiplin, dan totalitas ketaatan pada pimpinan menjadi pembelajaran yang mereka dapatkan…

Perjalanan panjang masih terus harus dilalui. Secara beriringan mereka menuju Masjid Al Furqan UPI. Dengan barisan mengekor panjang, para siswa pun menjadi pemandangan yang menyedot perhatian para pejalan kaki yang didominasi mahasiswa. Kurang lebih 300 m para siswa harus berjalan kaki melewati tatapan-tatapan mata penuh tanya di sepanjang perjalanan. Sesekali guru pun memberikan penjelasan saat ada yang bertanya. Rata-rata mereka bertanya tentang dari mana dan ada keperluan apa. Sekitar 20 menit, rombongan sampai di pelataran masjid UPI. Prosesi shalat jama’ qashar Dzhuhur Ashar mereka pun laksanakan. Dan setelahnya, mereka menikmati makan siang, masih di lokasi masjid UPI, di bagian halaman dan lantai 1.

Kondisi perut kenyang dan tenaga kembali terisi, para siswa diarahkan untuk berjalan kembali menuju destinasi berikutnya, yaitu Museum Pendidikan Indonesia yang berjarak sekitar 350 m. Kondisi cuaca siang hari yang sejuk membuat langkah kian terasa ringan. Pukul 15.15k rombongan tiba di museum. Rombongan harus dibagi 3 untuk mengoptimalkan sesi kunjungan. Masing-masing rombongan dipimpin guide. Di museum ini para siswa diperlihatkan sejarah pendidikan di Indonesia, dari jaman ke jaman, dari jaman pra sejarah hingga jaman modern milenial kini. Disampaikan juga perkembangan media pembejaran, media pembelajaran interaktif yang berfungsi sebagai sarana pendidikan di masa depan, termasuk juga koleksi senjata para prajurit kemerdekaan Indonesia. Para siswa harus melewati 4 lantai di museum ini untuk menyaksikan semua koleksi. Para siswa lumayan betah saat tiba di lantai 4. Di ruangan ini para siswa bisa belajar interaktif dengan berbagai media pembelajaran yang ada. Hanya saja, waktu tidak mengizinkan. Para siswa harus segera meninggalkan museum karena museum akan segera ditutup.

Pukul 15.45 tim rombongan pun meninggalkan kampus UPI menuju masjid Salman ITB. Di sepanjang perjalanan para siswa mendapatkan pemandangan dalam Kota Bandung. Perjalanan selama kurang lebih 45 menit seolah-olah tak terasa. Sesampai di masjid Salman ITB, rombongan pun harus berpisah dengan bis yang sudah menemani selama setengah hari perjalanan dari Bogor menuju Bandung. Bis akan kembali ke Bogor. Pukul 17.10, rombongan diterima Kak Bagus, alumni SMAIT Insantama yang sekarang kuliah di ITB. Setelah sejenak prosesi penyambutan, para siswa pun diarahkan menuju basecamp yang berada di sayap kanan masjid Salman ITB. Semua siswa melenyapkan penat dengan duduk-duduk di tempat yang sudah disiapkan. Tas-tas pun ditata rapi berurutan sesuai AK masing-masing. Setelah itu siswa diarahkan untuk bersih diri dan shalat maghrib berjamaah serta dilanjutkan dengan shalat jama’ qashar. Makan malam menjadi agenda selanjutnya. Pukul 21.15 semua siswa diarahkan harus tidur. Karena hari esok masih banyak kegiatan yang harus para siswa ikuti. Keliling kampus ITB dan kunjungan ke Bosscha menjadi destinasi selanjutnya…(###)