Makna Pengakuan Muhammad Rasul Allah SWT

-

Kajian Malam Jum’at

Pemateri: Ust. M. Rahmat Kurnia

Kamis, 14 September 2023

Makna dari Muhammad Rasul Allah SWT adalah adanya cinta kita kepada Nabi Muhammad SAW. Cinta ini tak cukup sekedar pengakuan saja, akan tetapi ada konsekuensi lain yang harus kita jalankan. Allah SWT berfirman:

قُلْ اِنْ كَانَ اٰبَآ ؤُكُمْ وَاَ بْنَآ ؤُكُمْ وَاِ خْوَا نُكُمْ وَاَ زْوَا جُكُمْ وَعَشِيْرَتُكُمْ وَ اَمْوَا لُ ٱِ قْتَرَفْتُمُوْهَا وَتِجَا رَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَا دَهَا وَ مَسٰكِنُ تَرْضَوْنَهَاۤ اَحَبَّ اِلَيْكُمْ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَ جِهَا دٍ فِيْ سَبِيْلِهٖ فَتَرَ بَّصُوْا حَتّٰى يَأْتِيَ اللّٰهُ بِاَ مْرِهٖ ۗ وَا للّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفٰسِقِيْنَ

Artinya: “Katakanlah, “Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” (QS. At-Taubah: 24)

Makna yang kedua yaitu meyakini dan mengimani apapun yang disampaikan dan yang dibawa oleh Rasul saw. Baik itu persoalan masa lalu, perkara-perkara yang akan datang, maupun perkara-perkara saat ini.

Ketika kita mengatakan bahwa Muhammad adalah Rasulullah SAW, artinya mentaatinya pada apa saja yang beliau perintahkan, dan menjauhi yang dilarang oleh Rasulullah SAW. Allah SWT tidak disembah, kecuali dengan apa yang sudah dicontohkan dan yang disyari’atkan oleh Rasul SAW. Barang siapa yang beramal tanpa ada contoh dari Rasulullah SAW, maka amalan itu ditolak. Hal ini senada dengan apa yang disampaikan lewat hadits berikut:

عَنْ أُمِّ المُؤْمِنِيْنَ أُمِّ عَبْدِ اللهِ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ فِيهِ فَهُوَ رَدٌّ رواه البخاري ومسلم وفي رواية لمسلم [ مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْه ِأَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ ]

Artinya: “Dari Ibunda kaum mukminin, Ummu Abdillah Aisyah –semoga Allah meridhainya- beliau berkata: Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Barangsiapa yang mengada-adakan sesuatu hal yang baru dalam perkara kami ini yang tidak ada (perintahnya dari kami) maka tertolak (H.R Bukhari dan Muslim). Dalam riwayat Muslim: Barangsiapa yang beramal dengan suatu amalan yang tidak ada perintah kami, maka tertolak.”

Teruslah meningkatkan kecintaan kita kepada Allah SWT, Rasul SAW, beserta syari’at yang datang dari-Nya. Kecintaan tersebut akan menjadikan kita insan yang mulia dan bertakwa serta istiqamah dalam menjalankan segala apa yang sudah disyari’atkan oleh agama.

Exit mobile version