LMT-2 Tak Sekadar Taklukkan Jarak Tempuh dan Daya Tahan

-

LMT-2 Tak Sekadar Taklukkan Jarak Tempuh dan Daya Tahan

Penulis: Irfah Zaidah

LMT-2 SMPIT Insantama, yang dilaksanakan pada tanggal 15-16 Agustus 2022 bukan hanya sekadar bertarget menaklukkan jarak 14 km. Kalau hanya itu targetnya, melaksanakan long march sendirian pun bisa. Tetapi akan benar-benar berbeda jika dilakukan bersama tim atau kelompok. Apalagi di LMT-2 ini, long march yang dilaksanakan 15 Agustus 2022 diikuti oleh 17 kelompok ikhwan dan akhwat 15 kelompok. Dapat dibayangkan bagaimana perjuangan para peserta LMT-2 tersebut, saat harus menjaga keseimbangan untuk melewati pematang sawah yang super licin dan sempit.

Kemudian perjalanan harus dilanjutkan dengan meniti jembatan yang bertengger di atas air mengalir deras, bagaimana juga perjuangan para peserta ini saat harus memanjat tebing yang licin dengan menggunakan seutas tambang serta bagaimana harus menerobos hujan. Gemblengan kesabaran terjadi pada proses ini. Insyaa Allah, semuanya akan meraih keberhasilan jika dijalani dengan banyak memetik hikmah atas proses ini.

Agar proses melepaskan atau memutus ‘Rantai Gajah’ bisa berhasil, ada tiga tips; Pertama, siswa harus membuang kebiasaan buruk untuk digantikan dengan membangun kebiasaan baru yang jauh lebih baik. Kedua, siswa harus fokus pada tujuan dan target. Untuk kali ini siswa menempuh 14 km berjalan kaki. Selanjutnya, yang ketiga siswa harus memiliki semangat belajar dan semangat untuk sukses yang tinggi. Untuk itu, siswa harus ‘Bumbataran’ buka mata buka telinga serta pikiran untuk terus belajar dan peduli lingkungan sekitar.

Menjelang Asar, peserta LMT-2 pun tiba di kampus SIT Insantama, penyambutan gegap gempita dan euforia dari kakak-kakak SMAIT Insantama pun membahana. Aneka sambutan pun mereka sajikan meneriakkan yel-yel disertai tetabuhan meriah, confetti warna-warni diluncurkan ke udara, hingga spanduk yang bertengger di lantai 2.

Setelah bersih diri dan shalat asar, para Penakluk Bogor ini rehat sejenak. Kemudian semua ananda menikmati kuliner khas dan iconic LMT-2 sebakda Maghrib. Hidangan populer yang disantap pada moment yang tepat, bakso yang gurih, hangat dan berkuah. Pedas atau tidak ? Itu selera. Dan sebakda isya’ dilanjut acara NOBAR (Nonton Bareng) video Aneka Keseruan LMT-2 di Aula Naufal Syauqi.

Semua ananda pun MABIT di sekolah (Malam Bina Islam dan Taqwa) yaitu rehat sekaligus menginap di sekolah. Di sepertiga malam, ananda yang tidak berhalangan melaksanakan biah shalihah dengan tujuan taqarrub ilallah seperti tahajud, witir, do’a, dzikir dan tilawah bersama.

Pagi pun menjelang, para siswa pun menyambut hari baru Selasa, 16/8/22. Itu pertanda Apel penutupan LMT-2 pun segera dilaksanakan. Apel bernuansa humor digelar di Plaza Insantama dengan musik sebagai bridging yang fun sangat menghibur bagi para siswa, guru, perwakilan Fosis yang telah melaksanakan long march. Bi’idznillah capek pun seketika sirna berganti lega dan bahagia. Alhamdulillah ….

Pak Arifurahman dan pak Fajar memasuki Plaza Insantama, beliau berdua adalah pembina Apel dan ajudan memasuki kendaraan Fiar dengan diiringi music ceria. Kemudian Pak Arifurahman menyampaikan wejangan dalam bahasa Arab, kemudian diterjemahksn oleh Pak Fajar “Mindset yang dibangun dari keyakinan kepada Allah itu sangat penting ! Mindset ini akan melahirkan husnudzan kepada Allah Swt. Mulai saat ini miliki ini nak !”.

Pak Dodong, bertindak sebagai pemimpin Apel mendapatkan tabik bukan dengan gerakan ‘hormat’ sebagaimana lazimnya. Tetapi dengan gerakan dan ucapan ‘Dadaaaa !’ Fun memang, semua peserta Apel Penutupan pun girang.

Wejangan pamungkas dari wakakur SMPIT Insantama, Pak Iqbal. Beliau pun bertanya untuk memantik semangat “Apakah semuanya siap melepaskan Rantai Gajah untuk meraih prestasi yang lebih baik lagi ?”. “Siaaaaap !” jawab para siswa ikhwan dan akhwat sembari mengepalkan tangan yang diangkat, tanda tekat ‘tuk wujudkan cita-cita dengan penuh semangat.

LMT-2 memiliki kesinambungan dengan LMT-1, yang telah dituntaskan 11 hari sebelumnya. Tentu saja mimpi besar hanya bisa diwujudkan oleh sosok yang berjiwa besar dan selalu berfikir positif yang mampu melepas “Rantai Gajah” sehingga mampu melejitkan segenap potensi yang dimilikinya secara optimal.

Sudah semestinya calon pemimpin itu menempa diri secara konsisten untuk berjuang, agar mampu keluar dari zona nyaman dan memiliki sikap tak sekadar peduli terhadap masa depan diri sendiri, dan sekaligus peduli umat. Ingin mewujudkan cita-cita tak sebatas dunia bahkan menembus akhirat.[]

Exit mobile version