Literation Day; Buku adalah Barang Istimewa dan Perpustakaan adalah Tempat yang Istimewa
Penulis: Irfah Zaidah
“Siap gemar membaca? Dengan membaca, antum punya pengetahuan, dengan membaca antum bisa berbicara, dengan membaca antum bisa menulis. Jangan harap, antum bisa menulis kalau tidak pernah membaca. Dan jangan pernah berharap bisa berbicara dengan baik dan berisi kalau tidak pernah membaca. Jadi pangkalnya adalah membaca”.
Demikian ustadz M. Ismail Yusanto menggelorakan semangat para peserta Literation Day (LD) dengan melontarkan pertanyaan di atas secara lantang, dari atas panggung LD SMPIT INSANTAMA (27/11/21). Para peserta pun tak kalah lantang menjawab “Siaaaaap !”
Sahutan para peserta LD menggema. Mereka terdiri dari seluruh siswa SMPIT Insantama Bogor yang hadir secara offline di Plaza Insantama. Lebih semarak lagi dengan kehadiran kakak-kakak SMAIT Insantama Bogor dan adik-adik dari SDIT Insantama Bogor. Masyaa Allah, acara LD menjadi acara keluarga besar Insantama.
Pekik sahutan para peserta LD tersebut menggambarkan sikap optimis. Klop dengan quote “a pessimist is one who makes difficulties of his opportunities and an optimist is one who makes opportunities of his difficulties.” Artinya, seorang pesimis adalah orang yang membuat kesulitan dari peluangnya dan seorang optimis adalah orang yang membuat peluang dari kesulitannya.
Sebagai sekolah yang bertagline ‘Sekolah Calon Pemimpin’, sikap optimis harus dimiliki setiap siswa. Oleh karena itu, sikap optimis yang sama juga ditunjukkan oleh sebagian para ‘Calon Pemimpin’ yang mengikuti acara LD ini secara online, terlihat dari respon mereka yang aktif di room zoom.
Ustadz Ismail Yusanto mewanti-anti kepada para peserta, tentang pentingnya buku sebagai sumber ilmu dan pengetahuan serta pentingnya good habit gemar membaca. “Sekali lagi, kegemaran membaca harus ditumbuhkan, dimulai dari kegemaran terhadap buku. Jadi kalau ada barang yang ‘istimewa’ di rumah, mestinya bukan hiasan dinding, bukan guci, bukan barang-barang yang mahal (seperti) keramik, kristal macem-macem (dan lain-lain). Barang yang istimewa di rumah, mestinya buku. Kalau ada tempat yang istimewa di rumah, mestinya perpustakaan. Dan itu adalah tradisi/kebiasaan Islam dari dulu (masa Kejayaan Islam), hingga akhirnya hilang dan masa Kemunduran Islam pun melanda”.
Ustadz Ismail Yusanto tak henti mengajak agar para peserta merenungkan tentang keutamaan buku dan good habit gemar membaca. Pesan pamungkas beliau, “oleh karena itu, kita harus mulai membangkitkan umat ini, dengan menggiatkan kembali kebiasaan membaca. Siap gemar membaca? Siap gemar membaca? Siap gemar membaca? Takbir!”….
Di penghujung sambutan, Ustadz Ismail mendoakan para peserta LD, “semoga antum semua menjadi generasi rabbi radhiya, generasi yang gemar membaca (baik) ayat-ayat tanziliyah – (maupun) ayat-ayat kawniyah”. Aamiin.[]