Liqa’ Syawal SDIT Insantama Bogor Pererat Silaturahmi

-

”Siapa yang puasanya penuh selama Ramadhan kemarin? Supaya lebih sempurna puasa Ramadhannya, silakan dilanjutkan dengan puasa sunnah Syawal yang dilaksanakan selama 6 hari. Mengapa harus puasa sunnah Syawal? Insya Allah pahalanya sangat luar biasa. “Barang siapa berpuasa Ramadhan kemudian dilanjutkan dengan enam hari dari Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun.” Hadits riwayat Muslim,” ujar Pak Asra, Steering Committee (SC) kegiatan Liqa’ Syawal SDIT Insantama Bogor tahun ini di depan para siswa. Pak Asra berupaya memberikan semangat dan motivasi kepada para siswa agar melaksanakan puasa sunnah Syawal.

Kegiatan Liqa’ Syawal 1446 H SDIT Insantama itu sendiri berlangsung selama 2 hari, yaitu pada hari Kamis dan Jum’at, 10-11 April 2025. Kegiatan ini diikuti oleh semua siswa SDIT Insantama Bogor, serta dimeriahkan oleh hadirnya para guru dan staf. Menurut Pak Heri Yakub, selaku Penanggung Jawab (PJ) acara, tujuan kegiatan Liqa’ Syawal ini adalah untuk menjembatani siswa, guru, dan para staf untuk bisa saling memaafkan dalam forum musafahah, memberikan waktu adaptasi bagi para siswa setelah libur lebaran, menumbuhkan ikatan silah ukhuwah di antara siswa, guru, dan staf serta menanamkan rasa saling berbagi.

Di sela-sela kegiatan, banyak cerita menarik terkait beberapa siswa yang mengisi liburan dengan melakukan mudik (pulang ke rumah saudara di desa). Ananda Farisha, siswa kelas 6D, menceritakan pengalaman mudiknya. ”Ana mudik ke Sukabumi, ke rumah nenek,” cerita Farisha tentang mudiknya termasuk asyiknya perjalanan menuju Sukabumi. Ananda Marvely Ariqa Fatina, kelas VI D, juga mengungkapkan, ”Sama, ana juga mudik. Ana mudik bersama keluarga ke rumah kakek di Garut. Alhamdulillah bisa bertemu dan bersilaturahmi dengan saudara-saudara, termasuk para sepupu di sana.”

Tidak semua siswa bercerita tentang kegiatan mudiknya. Beberapa siswa bersama keluarganya tidak bisa mudik, seperti yang diungkapkan ananda Sulthan Muhammad Hafizuddin, siswa kelas 3A. ”Ana dan keluarga tidak mudik sudah beberapa tahun. Mbah Putri dan Mbah Nang sudah meninggal. Jadi abi dan kami sudah tidak mudik lagi,” ungkap ananda Sulthan, demikian nama panggilannya, menceritakan kepada penulis.

Kegiatan Liqa’ Syawal berlangsung di sekolah SDIT Insantama Bogor dengan beberapa lokasi yang telah ditentukan. Pada hari pertama, siswa mengikuti kegiatan pemberian materi Bina Syakhsiyyah Islamiyyah (BSI) tentang makna Liqa’ Syawal di kelas masing-masing, juga kegiatan apel Liqa’ Syawal di lapangan, musafahah (saling memaafkan), serta diakhiri dengan berkreasi dengan buah.

Pada hari kedua siswa mengikuti kegiatan pemberian materi BSI tentang keutamaan berbagi, serta kegiatan berbagi kue lebaran bersama dengan siswa-siswa lain dan para guru. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat silah ukhuwah di antara siswa dan juga para guru.

Menurut ananda Faiz Kenzie Hamizan, siswa kelas 3A, memaparkan kegiatan hari kedua dengan perasaan senang. ”Senang bisa bagi-bagi kue dan juga dapat kue yang macam-macam. Rasanya enak, apalagi dapat ini (sambil menunjukkan manisan buah), yang belum pernah ana makan,” ujar ananda Kenzie, nama panggilannya, dengan senyum lepasnya. Hal serupa juga diunggapkan oleh ananda Zhafirah Naira Hilman, siswa kelas 6B. ”Seru, banyak makanannya. Bisa pilih-pilih kue. Ada kue sagu, putri salju, ada juga kue-kue yang baru ana lihat,” ungkapnya dengan memperlihatkan wajah yang terlihat excited.[]

Exit mobile version