Kajian IBS Insantama; Menjemput Kematian yang Indah

-

Kajian IBS Insantama; Menjemput Kematian yang Indah

Penulis: Sasmita

Kajian muhasabah malam Ahad, 12 Juni 2022 diselenggarakan di Masjid Pendidikan Insantama (MPI) lantai dua dengan mengundang ustadz Rahmat Kurnia sebagai pembicara. Pada kesempatan kali ini, beliau mengangkat tema “Kematian”.

“Anak-anak sekalian, sesuatu yang pasti adalah dekat. Seperti kematian, surga, neraka, dan hari kiamat. Hal yang tidak bisa kita pastikan itu adalah seperti apa dan di mana kematian itu datang, maka dari itu, kita harus selalu berusaha taat kepada Allah.” Ustadz Rahmat membuka penjelasan.

“Bapak teringat tentang Gubernur Jawa Barat yang kehilangan putranya baru-baru ini dalam kondisi hanyut di Sungai Aare Bern Swiss, Innalillahi wainna ilayhi raji’un, subhanallah tidak ada yang tahu tentang ajal nak, bapak harap ananda yang hanyut husnul khatimah dan bisa jadi lecutan juga bagi kita untuk selalu ingat Allah dalam kondisi apapun.” Lanjut beliau.

Allah tidak memperhatikan fisik manusia tapi Allah melihat hati (niat) dan amal (perbuatan) yang dilakukan. Sebagaimana terompah Bilal sahabat Rasulullah SAW yang berkulit ‘gelap’ terdengar di syurga dan sepatu emas Fir’aun ada di neraka. Maka dari itu, sejatinya setiap kita melakukan sesuatu harus diniatkan karena Allah Swt, sehingga menjadi amal yang diridhai-Nya dan bernilai ibadah.

“Anak anak, sesuatu yang tidak pasti itu adalah jodoh, contohnya seperti ustadz Dedi yang tidak tahu orang mana jodohnya.” Canda ustadz Rahmat mencairkan suasana.

Peran yang harus kita lakukan untuk menyiapkan kematian adalah sebagaimana Rasulullah memberi nasihat kepada Ibnu Umar;
“Ingatlah, hidup di dunia itu bagai musafir, dan dunia bukan tujuan utama bagi kita, karena tujuan utama kita adalah akhirat.”

Apapun yang Allah ciptakan di dunia pasti diberi batasan, sudah Allah siapkan balasan juga bagi kita masing masing, sesuai dengan apa yang kita lakukan di dunia.

Menjadi seorang muslim adalah seuatu hal yang harus disyukuri dan harus dibawa sampai akhir hayat. Islam adalah agama terakhir, sebagai penyempurna dan penutup dari agama yang sebelumnya.

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَ نْـتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.”
(QS. Ali ‘Imran: Ayat 102)

Pihak yang paling utama berperan dalam membentuk sosok bertakwa adalah keluarga. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan zaman terkadang membentuk keluarga yang terlau bebas, individual, sehingga sendi sendi keluarga jadi rusak dan rapuh, kita sebagai generasi muda dan sebagai calon orangtua sudah seharusnya mempersiapkan diri dari sekarang.

Sebagai seorang muslim dalam membina rumah tangga harus mempunyai visi. Visi keluarga muslim adalah berjumpa kembali di surganya Allah, sehingga apapun yang menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah harus dilakukan, seperti membaca dan memahami Al-Qur’an, juga mengamalkan doa doa yang ada dalamnya.

Banyak doa yang diajarkan Allah Swt kepada hamba-hamba-Nya, agar menjadikan setiap diri dalam suatu keluarga bertakwa, diantaranya;

Pertama, Rabbana hablana min azwajina wadzurriyatina qurrata’ayun waj’alna lilmuttaqiina imaama: Ya Allah anugerahkan kepada kami istri-istri, anak keturunan kami, qurrota a’yun, dan jadikanlah kami pemimpin orang yang bertakwa.

Kedua; Rabbana waj’alna muslimainilaka minzurriyatina ummatan muslimatanlak wa-arina manasikana watub’alaina innaka antattawwaburrahim. artinya Ya Allah jadikanlah kami (suami istri) orang orang yang patuh pada engkau, dan keturunan kami umat yang tunduk patuh kepada-Mu.

“Ananda sekalian persiapkanlah diri kita mulai dari saat ini, jika kita sebagai anak, berusahalah patuh pada orangtua, buatlah keduanya ridho pada kita, jika kalian nanti menjadi ibu dan ayah maka didiklah anak-anak kalian menjadi anak-anak yang tunduk dan patuh kepada Allah Swt”. Ungkapan ustadz Rahmat Kurnia menutup kajian muhasabah malam Ahad.[]

Exit mobile version