Ada pemandangan yang berbeda di lingkungan SDIT Insantama kali ini, utamanya di bagian lobi depan. Setiap hari selalu ada salah satu guru yang duduk di kursi, lengkap dengan mejanya, yang ditemani dengan beberapa berkas administrasi. Sesaat guru tersebut akan mendata dan mencatat siswa yang terlambat datang atau mengingatkan para siswa yang belum juga masuk kelas padahal bel masuk kelas sudah berdentang beberapa kali. Dialah guru yang mendapatkan amanah untuk bertugas menjadi guru piket fullday. Di hari itu juga, guru tersebut ‘dibebastugaskan’ menjalankan tugas mengajar di kelasnya.
Terhitung pekan terakhir Agustus 2015 manajemen SDIT Insantama telah memberlakukan guru piket fullday. “Untuk mendukung penjagaan School Culture dan penguatan Syakhsiyah Islamiyah warga sekolah dengan penekanan pada peningkatan kedisiplinan warga sekolah,” jawab Kepala SDIT Eko Agung Cahyono.
Banyak guru yang merasakan dampak positif semenjak digulirkannya program ini. Marsambas, misalnya. Wali kelas 5C ini mengungkapkan dirinya jadi lebih termotivasi untuk datang ke sekolah tidak lewat dari pukul 07.20, karena bila lebih akan terkena pinalti sebagai guru yang datang terlambat. Jawaban senada juga disampaikan Bu Eva selaku wali kelas 2B dan Pak Agus Hilman selaku guru qiraati.
Sementara itu, jawaban beragam disampaikan para siswa ketika ditanya apa dampak adanya guru piket fullday ini. Sebagian besar masih merasa biasa saja, tapi berbeda ketika pertanyaan itu dilontarkan pada Nashwan dan Dimas yang keduanya sekarang duduk di kelas 6A. “Kami jadi merasa tidak nyaman karena pernah ketahuan jajan ketika pulang sekolah dan diketahui guru piket, akhirnya kami kemudian diberi pengertian dan nasihat,” jelas mereka.[]