Generasi Ansharullah, Lahir dari Lingkungan yang Baik

-

Menurut Bintarto, lingkungan adalah sesuatu yang sangat dekat dengan kehidupan berdasarkan interaksi alam dengan masyarakat (sekitarnya). Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan dan perkembangan perilaku individu, baik lingkungan fisik maupun lingkungan psikologis. Baik itu pembentukan akhlak, perilaku, karakter, dan sifat seseorang.

Inilah salah satu yang menjadi pertimbangan orang tua dalam memilih sekolah, yaitu lingkungan. Orang tua sadar betul, bahwa lingkungan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan anak. Sehingga mereka berani membayar berapapun harga yang ditawarkan untuk mendapatkan lingkungan sekolah yang terbaik.

Menurut laporan The Great Courses Daily, para peneliti menyimpulkan, bahwa lingkungan menyumbang sekitar 50 persen hingga 70 persen kepribadian.
Porsi yang signifikan (70%) dalam pembentukan kepribadian, ini luar biasa. Tentu orang tua berharap anaknya memiliki kepribadian yang baik. Tidak ada kebaikan selain dari islam, sehingga anak dengan kepribadian Islamlah yang diharapkan oleh semua orang.

Dalam acara Bukan Seminar Parenting Biasa yang diselenggaran oleh Fosis SDIT Insantama Bogor (Senin, 19 Juni 2023), denga tema Peradaban Gemilang Warisan Rasulullah “Membangun Akhlakul Karimah dari Rumah dan Sekolah”, Ustadz Abdul Somad menyampaikan, bahwa pentingnya sinergi (sinkronisasi) lingkungan sekolah dan rumah (keluarga) agar anak tidak memiliki kepribadian ganda. Membentuk kepribadian yang baik harus dimulai dari lingkungan rumah (keluarga). Lingkungan keluaraga menjadi kunci pertama dalam membentuk moral, etika, dan akhlak seorang anak.

Di tengah marak munculnya sekolah yang menawarkan konsep keterpaduan, Sekolah Insantama hadir membawa kekhasannya. Konsep yag lahir sebagai jawaban atas kerinduan lahirnya generasi pemimpin umat, generasi pelindung umat, generasi penyelamat umat, dan generasi harapan umat masa depan. Maka pilihlah sekolah yang dapat membangun akhlak, etika, moral, dan menjaga aqidah ahlussunah wal jama’ah, yaitu Insantama, demikian ringkasnya Ustadz Abdul Somad menuturkan.

Keterpaduan Insantama dapat dilihat dari tujuan pendidikan yaitu keterpaaduan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Keterpaduan tsaqafah Islam, ilmu kehidupan dan kepribadian Islam. Keterpaduan stakeholder yaitu sekolah, rumah (keluarga), dan masyarakat juga tidak bisa dipisahkan. Keterpaduan inilah yang membuat Insantama memiliki kekhasan tersendiri, berbeda dengan sekolah lain.

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan di atas tentu harus didukung oleh lingkungan sekolah yang kondusif. Lingkungan yang kondusif bisa dilihat dari budaya sekolah yang ada. Pada tingkatan SDIT Insantama. Berikut adalah budaya sekolah yang dikembangkan: Berpegang teguh pada nilai-nilai tauhid, ketaatan yang tinggi, ukhuwah Islamiyah, kerja keras, keilmuan, perjuangan dan pengorbanan, keikhlasan, kesabaran, kejujuran, kemandirian, keteladanan, kebersihan, keindahan dan kerapian, kedisiplinan, serta Inovatif dan kreatif.

Semoga generasi yang akan menjadi pemimpin masa depan umat, yang akan menolong umat, pemimpin ansharullah adalah generasi yang lahir dari Sekolah Insantama, Allahu Akbar! Pungkas Ustadz Abdul Somad.[]

Exit mobile version