“Ada gempa bu …. ada gempa bu!” Seru Fathur siswa kelas 8B ekspresinya agak panik”.
“Lihat bu, pigura di dinding bergoyang” tunjuk Bama 8C ke dinding tepat di samping papan tulis kelas.
“Jendela kaca bergerak-gerak bu” timpal Taqi 7C yang posisi duduknya tepat di bawah jendela.
“Astagfirullah …. Astaghfirullah!” Athalla beristighfar sambil berusaha berdiri dan lari dari tempat duduknya, menuju pintu.
“Innalillahi wa innailayhi raji’un, gempaaa! …” Fatih ber-istirja’, untuk menepis gundah, tetap tenang di bangkunya.
Teriakan-teriakan spontan dari beberapa siswa, memecah keheningan di Ruang 05 yang baru 15 menit mengerjakan soal PAS (Penilaian Akhir Semester) SMPIT Insantama. Para siswa ini berasal dari 3 level kelas berbeda; 10 siswa dari kelas 7B dan 7C, 12 siswa dari kelas 8B dan 8C dan 9 siswa dari kelas 9B dan 9C namun 31 siswa ini disatukan selama PAS berlangsung.
Siswa tampak agak panik, dan berusaha keluar untuk melakukan evakuasi diri dari bahaya gempa bumi. Namun, mereka terlihat lebih tenang dan relatif tertib. Mungkin, sudah ada persiapan mental. Hasil dari Simulasi Mitigasi Gempa yang pernah diadakan.
Bapak Hasan Mulyono Guro, kepala SMPIT Insantama Bogor pun memerintahkan seluruh siswa untuk segera menyelamatkan diri ke Plaza Insantama. Ruang terbuka berpaving yang relatif lega dan luas terhampar di tengah area SIT Insantama Bogor.
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz).” (QS. Al-An’am [6]: 59).
Ayat di atas merupakan penegasan bagi hamba beriman, bahwa tidak ada yang kebetulan di dunia ini. Semua kejadian diyakini, pastilah atas kehendak dan kuasa Allah Rabbul ‘aalamiin. Tak terkecuali dengan gempa bumi yang tetiba terjadi pada pukul 07.50 WIB, pagi hari yang cukup tenang dan sejuk. Alhamdulillah, tak ada yang cidera apa lagi korban jiwa dan tak ada kerugian apa pun terkait siswa, guru, kru dan fisik bangunan di Insantama.
Walaupun demikian, setiap hamba Allah Swt wabil khusus civitas Insantama jika sejenak merenung, bermuhasabah diri akan memetik hikmah seolah Allah Swt menjadikan kejadian gempa di hari Kamis (8/12/22) itu semacam ‘praktik nyata lapangan’ atas Simulasi Mitigasi Gempa yang diselenggarakan oleh SIT Insantama tepat sepekan yang lalu; Kamis (1/12/22).
“Bagi seorang mukmin, gempa bumi tidaklah sekadar difahami fenomena alam. Tapi lebih dalam maknanya daripada itu, sebagai peringatan dari Allah Swt atas dosa dan pengkhianatan manusia terhadap-Nya. Semoga kita bisa menjadi hamba yang selalu taat, misal tetiba diambil nyawa, kita sudah siap husnul khatimah. Yuk nak, kita lanjutkan PAS-nya”. Terdengar wejangan guru dari salah satu Ruang PAS, beberapa menit setelah evakuasi berakhir dan para siswa kembali tenang menempati bangku-bangku di kelas PAS.
Berdasarkan akun Twitter resmi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa tersebut tepatnya berlokasi di 39 km barat daya Kota Sukabumi. Pusat gempa berada di kedalaman 128 kilometer yang terjadi pada pukul 07.50 WIB
Ya Allah, ampuni kami.[]