Sabtu (06/10), kelas XII (Luminary) SMAIT Insantama, kembali kedatangan tamu dari institusi (Student Preparation) yang bernama “Exellenz Institut”. Sekitar jam 08.05 WIB, guru kami Ust. Ahmad Subadri memberikan sambutan sebagai pembuka agenda kami kali ini. Agenda ini dibawakan oleh Bpk. Donny Putra, SE, CT, CNNLP, selaku ‘Head of Overseas Study Consultant’ Exellenz Institut.
Pertama-tama, beliau menyampaikan latar belakang terkait ‘crucial-nya’ generasi yang akan mengadapi tahun 2030, di mana pada tahun tersebut akan terjadi ‘Bonus demografi ekonomi’ yakni, fenomena betapa pesatnya inovasi pada bidang ekonomi di era itu. Beliau menambahkan, “They will come to challange you..,” ujarnya. Ya.., di tahun 2030 akan terjadi persaingan bebas antara rakyat lokal suatu negeri dengan rakyat asing yang menjadi pendatang untuk menancapkan akar investasinya yang bertaraf internasional. Dikhawatirkan, generasi remaja saat ini akan ‘tergilas’ atau ‘kalah bersaing’ karena tertinggal kualitasnya baik bagi individu maupun masyarakat.
Oleh karena itu, diharapkan sebelum sampai pada umur produktif (±30 tahun), remaja saat ini perlu dipersiapkan untuk menjadi bibit unggul dalam menghadapi persaingan internasional yang akan mereka alami nanti. Karena itulah, Exellenz Institut hadir memberikan sebuah solusi dengan menawarkan program pembinaan ataupun arahan untuk seluruh remaja di Indonesia yang akan menempuh studi di tiga negara Uni Eropa diantaranya, Germany, France, dan Turkey.
Berbagai pertimbangan dan keunggulan masing-masing negara pun diterangkan dalam presentasi beliau, dari semua poin yang disampaikan beliau, kami menangkap ada beberapa poin penting yakni: 1. Besarnya kesempatan untuk dapat melakukan studi di negara-negara terkait, bahkan jika dibandingkan dengan PTN di Indonesia karena rasio atau animo persaingan dalam memasuki PTN khususnya pada Univ. favorit sangatlah tinggi, 2. Biaya hidup atau living cost yang amat terjangkau, beliau menyampaikan kita hanya akan memerlukan sekitar 5-7 juta per bulan ketika kita tinggal di sana sebagai pelajar, 3.
Persyaratan yang diminta untuk melakukan studi di sana tidaklah sulit, 4. Kesempatan untuk melakukan praktek kerja, sehingga di tahun pertama para pelajar telah bisa mendapatkan penghasilannya untuk memenuhi kehidupannya sendiri.
Dalam pembinaanya, setidaknya ada empat poin penting yang ditanamkan kepada para peserta Exellenz Institut dan memiliki singkatan “InSpiRE”: Intelligence Quotient, Spirit Quotient, Spiritual Quotient, Religion Quotient, dan Emotion Quotient. Di akhir pertemuan ada beberapa cuplikan video yang menampilkan gambaran program-program dan pembinaan yang dilakukan Exellenz Institut. Dengan berakhirnya video tersebut, berakhirlah pertemuan kita pada pagi menjelang siang ini.
Sekian dari kami tim reportase LKMA 2018, semoga bermanfaat, sampai bertemu di reportase selanjutnya…!!! LKMA 2018!!, Advance to New Zealand, Flying Unstopable, Allah-Allah-Allahuakbar…!! Touchdown…!!!