FIQIH SAFAR PRA LMT-4 “ZAVIARIZ GOES TO PARE”

-

FIQIH SAFAR PRA LMT-4
“ZAVIARIZ GOES TO PARE”

Penulis: Irfah Zaidah

Jum’at 21/05/21, jam 09.40-10.20 WIB merupakan sesi kedua acara Pra LMT-4, yang dihelat oleh SMPIT INSANTAMA.

Pak Arifurahman, tampil sebagai pembicara sekaligus yang menjelaskan secara ringkas namun jelas dan gamblang tentang Fiqih Safar.

Tujuan dari acara ini adalah sebagai pembekalan untuk angkatan 12 “ZAVIARIZ”, mengingat 3 hari kemudian “GOES TO PARE.”

LMT-4 “ZAVIARIZ GOES TO PARE” ini bukan sekedar rihlah akan tetapi ini adalah ibadah yaitu thalabul ‘ilmi.

Oleh karena itu, agar LMT-4 ini mendapatkan ridha Allah SWT maka pada saat Pra (sebelum) LMT-4. Wajib menata hati hingga ikhlas: melaksanakan LMT-4 ini hanya karena Allah SWT, dan sekaligus wajib menata perbuatan hingga shawab: sesuai teladan dari Rasulullah Muhammad SAW. Nah, disinilah wajibnya dan pentingnya memiliki ilmu sebelum berbuat dan bertingkah laku.

Dalam hal ini, “Zaviariz” akan menempuh perjalanan yang panjang dari Bogor Jawa Barat ke Pare – Kediri Jawa Timur dengan waktu tempuh sekitar 15-16 jam perjalanan. Wah, tentu perlu dibekali dengan ilmu bagaimana menempuh safar yang syar’i. Agar safar tersebut menjadi berkah.

Agama Islam, agama yang sempurna. Segala hal ada panduannya, demi meraih ridha Allah SWT sebagaimana tujuan hidup muslim. Sehingga nantinya selamat dan sukses hidupnya dunia -akhirat. Termasuk dalam hal melakukan kegiatan safar (perjalanan jauh), harus mengetahui sekaligus mempraktikkan ilmunya.

Safar (bahasa Arab سفر) secara harfiah berarti melakukan perjalanan. Orang yang melakukan safar disebut dengan musafir.

Pak Arif -demikian beliau biasa dipanggil- menegaskan “Safar yang kita lakukan, pastikan bukan sebuah perjalanan untuk bermaksiyat kepada Allah SWT !”

Kemudian pak Arif melanjutkan penjelasan:
“Adapun diantara adab-adab bersafar yang harus antum lakukan adalah niat karena Allah SWT, banyak-banyaklah istighfar kepada Allah SWT dan mohon maaf kepada orang-orang yang akan ditinggalkan (hal ini sebagai langkah bijak dan antisipasi terkait umur manusia bila ajal tiba saat safar), karena bepergiannya lebih dari 3 orang bahkan secara rombongan maka wajib memilih amir safar, meminta izin kedua orangtua, jika mau naik kendaraan berdo’a, jika jalan menanjak bertakbir – jika jalan menurun bertasbih, diberikan rukhshah berupa tayamum sebagai pengganti wudhu serta shalat jama’-qashar”.

Kemudian pak Arif pun mempraktikkan langsung cara tayamum, dan juga shalat dalam kendaraan. Maa syaa Allah, meskipun dibatasi oleh waktu yang singkat akan tetapi pak Arif mampu menjelaskan dengan lengkap dan jelas. Sungguh efektif dan efisien. Alhamdulillah ….

Tentang fiqh safar ini, saya jadi teringat testimoni dari ibu Dwi Kurniawati ketua FOSIS SMPIT Insantama (komite orangtua siswa di Insantama). Beliau menyatakan bahwa fiqih safar adalah salah satu ilmu dan pembiasaan yang terbentuk dan sangat bermanfaat telah didapatkan oleh putri beliau setelah mengikuti program LMT-4 ini. Karena saat keluarga bepergian jauh, misalnya mudik lebaran dan lain-lain ananda-lah yang menjadi pengarah dan pengingat untuk mengamalkan fiqh safar selama perjalanan panjang ke kampung halaman di Jawa Timur. Bagaimana thaharah dan shalat di perjalanan. Maa syaa Allah, itu pertanda ilmu yang telah ananda peroleh menjadi BERKAH. Alhamdulillah … []

Exit mobile version