Setiap Rabu, siswa kelas 1, 2, 3 belajar memasak dengan mengikuti kompetisi memasak dalam Ekspresi Cooking. Targetnya, siswa dapat mengenal alat-alat dan bahan-bahan memasak, mengenal cara-cara dasar memasak, dan menumbuhkan empati, terutama kepada ibunya yang telah bersusah payah memasak makanan untuk mereka.
Ekspresi Cooking disusun dari beberapa kompetensi dasar memasak, yaitu merebus, mengukus, menggoreng, dan membakar. Dalam 4 kompetensi itu, siswa juga belajar cara menyalakan kompor, mengiris/memotong bahan, mengulek bahan, dll. Tingkat kesulitan pada tiap kompetensi disusun dari tingkat kesulitan pengolahan bahan sesuai kelasnya.
Seperti kompetensi menggoreng kelas 1 adalah menggoreng telur, kelas 2 menggoreng kentang, dan kelas 3 menggoreng jamur krispi. Begitu juga dalam kompetensi yang lainnya. Sehingga setiap angkatan kelas 1, 2, dan 3 mendapatkan format kompetensi yang sama dengan tingkat kesulitan yang bervariasi. Jadwal pemberian materi adalah pertemuan pertama kompetensi merebus, kedua kompetensi mengukus, ketiga kompetensi menggoreng, keempat kompetensi membakar, dan kelimanya siswa harus melakukan ujian praktik.
Semua siswa terlihat senang mengikuti kegiatan ekspresi Cooking. Hampir semua siswa yang ditanya bagaimana perasaan ketika mengikuti kegiatan Cooking, serempak mereka menjawab senang. Dan, ketika ditanya alasannya, banyak diantara mereka yang menjawab secara beragam. Ananda Jiha kelas 2C, misalnya, menjawab karena mendapatkan makanan gratis, ketika ditanyakan alasannya mengapa merasa senang ikut Cooking. Teman sekelas Jiha, Ananda Shofi menjawab karena bisa belajar memasak. Sementara itu jawaban lain diberikan siswa ikhwan kelas 3. Radhin dan Fathan yang keduanya duduk di kelas 3B memberikan jawaban secara berbarengan, “Senang, karena dapat makanan hasil olahan sendiri dan juga bisa mempraktikannya dengan membantu memasak umi di rumah.”[]