يٰۤاَ يُّهَا النَّا سُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَآئِلَ لِتَعَا رَفُوْا ۗ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَ تْقٰٮكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.”
(QS. Al-Hujurat 49: Ayat 13)
Tak biasanya bola kuning agak oranye itu menghangatkan kami di negeri kangguru ini. Pagi yang indah dengan semesta yang sepertinya mendukung seluruh kegiatan kami hari ini, berkumpulah 130 siswa untuk mendengarkan evaluasi seperti hari-hari lainnya. Namun, selalu ada kejutan di hari esok. Jika kami yang biasa mengirim surat kepada orang tua, maka hari ini sebaliknya. Deraian air mata terlihat dari manik indah para pejuang masa depan, membaca harapan serta doa yang diajukan kedua orang tua kepada Sang Pemilik masa depan.
Dari LKMA ini kami banyak merasakan bagaimana nikmatnya pertolongan Allah dan bagaimana seorang muslim dan muslim lainnya itu bersaudara. Hari ini kami pergi menuju beberapa tempat dengan niat mengunjungi saudara jauh. Namun, tidak kami sangka mereka menyambut kami dengan sangat ramah.
“Kembali ke surau” , sebuah kalimat simpel namun bermakna. Surau merupakan suatu institusi pendidikan Minang yang menyatu dengan kehidupan budaya yang memiliki tujuan mewujudkan antara ilmu, akal, iman, akhlak secara konsisten dalam perilaku sehari-hari. Saat ini, surau sudah mulai dilupakan. Namun, dengan spirit menghidupkan kembali suasana islam dan menjaga agama islam, pemuda-pemudi asal Indonesia yang menetap di Australia bersatu dengan harapan umat muslim di Australia dapat merasakan bagaimana indahnya mempelajari agama islam yang dikemas dalam versi modern.
Kami ‘kembali ke Surau’ ini dengan tujuan dapat mengambil pelajaran juga melatih skill public speaking dan keberanian tampil di depan publik. Namun, tak hanya itu yang kami dapatkan. Ternyata kami juga disuguhi dengan hidangan nikmat yang sudah seminggu tak bertemu. Masyaa Allah, ini semua karena indahnya persaudaraan dan nikmatnya pertolongan Allah Swt.,.
Kami juga mendatangi satu-satunya masjid di kota kecil yang dikelilingi oleh hamparan laut. Sebuah masjid kecil namun memiliki seribu manfaat bagi umat muslim di sana. Lelah karena perjalanan yang cukup lama hilang begitu saja setelah tiba di masjid Dee Why. Memang jika lebih dekat sama Allah menenangkan jiwa raga.
Di sini kami mendengarkan sejarah singkat mengenai masjid ini. Masjid dengan nama asli Islamic Society of Manly Warringah ini dari namanya pun kita tau bahwa masjid ini didirikan untuk mempersatu umat islam di sana. Waktu kami sangat singkat di sini. Namun, kami tetap dipaksa untuk menyantap sedikit hidangan yang sudah disiapkan. Masyaa Allah, ini lah ukhuwah islamiyah.
Sekitar satu jam perjalanan yang dikelilingi lautan indah dan rumah penduduk, kami kembali ke Sydney. Menerima undangan untuk menghadiri salah satu kampus terbaik di Sydney, University of Sydney. Banyak yang kami pelajari di sini, terutama bagaimana gaya hidup mahasiswa dan biaya hidup di Australia. Kakak-kakak di sini secara tidak langsung banyak menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam analisis SWOT bahkan mengkonfirmasi sejumlah pernyataan dari hasil interview dan observasi yg sudah kami dapatkan di hari sebelumnya.
University of Sydney sebenarnya tidak ada dalam destinasi kami, ini semua berkat wasilah yang saling bertaut dan bantuan dari Allah Swt.,. Kata terima kasih mungkin tidak dapat menyampaikan bagaimana rasa syukur kami kepada kakak-kakak dan saudara-saudara yang telah banyak membantu kami selama satu minggu di Australia.
Australia, bonzer!