Ajarkan Siswa Kalkulasi Uang Melalui Simulasi Jual Beli

0
1598

Reportase Pembelajaran Tematis Kelas II SDIT Insantama

Ajarkan Siswa Kalkulasi Uang Melalui Simulasi Jual Beli

Belajar tidak melulu harus dilakukan di dalam kelas, menghadap papan tulis dan pasif mendengarkan ceramah guru. Belajar model seperti ini sudah dianggap tabu dan kuno untuk dipertahankan. Banyak sekolah sudah meninggalkan cara belajar seperti ini. Pun demikian dengan SDIT Insantama. Banyak model yang telah digunakan untuk memberikan pengalaman baru dalam proses pembelajaran siswa. Termasuk pagi ini, di hari Rabu, tertanggal 23 Oktober 2019. Semua siswa kelas II tumplek di lapangan tengah SDIT Insantama. Mereka sibuk ‘berbelanja’ di Swalayan Insanmart, dengan berbekal modal uang masing-masing Rp 20.000,00. Swalayan dadakan itu mampu menyedot perhatian siswa dan guru kelas lainnya.

Suasana proses jual beli di Swalayan Insanmart…

Menariknya, uang yang digunakan dalam transaksi jual beli ini mirip dengan aslinya, baik bentuk, ukuran, maupun warnanya. Benar-benar aspal, asli tapi palsu. “Supaya para siswa bisa merasakan sensasi sebagaimana berbelanja yang sebenarnya,” jelas Pak Nana Suryana, guru kelas II yang dipercaya menjadi penanggung jawab dalam proses pembelajaran ini. “Supaya lebih meyakinkan lagi, barang-barang yang diperjualbelikan pun juga disiapkan aslinya, bukan tiruan. Ada buah, sayuran, makanan ringan, dan juga produk pertanian lainnya,” tambah Pak Nana memberikan penjelasan. Supaya memudahkan para siswa dalam membelanjakan uangnya, para guru juga sudah menyiapkan di semua barang yang dijual telah bertuliskan harganya.

Setiap siswa dibekali juga dengan form pembelian barang. Siswa harus menuliskan barang-barang apa yang sudah dibeli di form tersebut, sekaligus mengalkulasi jumlah akhir uang yang dipunyai, ada sisa ataukah telah habis terbelanjakan. Dalam pembelajaran model ini, siswa dituntut juga untuk belajar konsep penjumlahan, pengurangan, dan juga perkalian. Form pembelian yang sudah diisi tersebut akan dikumpulkan kepada guru kelasnya sebagai bentuk ‘pertanggungjawaban’ atas uang yang telah diberikan. Dari form pembelian ini, guru akan menilai sejauh mana siswa mampu mengalkulasikan uang yang dimilikinya dengan besaran uang yang telah dibelanjakan. Siswa dianggap mampu bila dalam kalkulasinya menunjukkan nilai yang benar. Bila dijumpai ada siswa yang belum mampu mengalkulasikan dengan benar, guru akan memberikan pemahaman secara personal kepada siswa tersebut, hingga siswa dianggap telah mempunyai kemampuan dalam perhitungan uang tersebut.

Guru memberikan pemahaman kepada siswa di saat ada siswa yang belum tepat mengalkulasi keuangannya.

Banyak siswa merasa senang dan menikmati konsep pembelajaran ini. Mereka merasa seolah-olah tidak belajar. Yang mereka rasakan hanya bermain bagaimana membelanjakan uang yang dipunyai. “Ana senang. Punya uang palsu tapi bisa beli barang beneran,” ungkap ananda Azfar. Siswa kelas II A yang bernama lengkap Azfar Fathi Muhammad Sofyan ini mengaku telah membelanjakan habis uangnya. “Ana beli 2 buah mangga yang harga per buahnya 5 ribu dan 5 lengkeng yang harga perbijinya 2 ribu. Beli mangga habis 10 ribu dan lengkeng juga 10 ribu. Jadi uang ana sekarang sudah habis,” jelas ananda Azfar panjang lebar memberikan keterangan saat ditanya uangnya digunakan untuk belanja apa saja. Sepertinya ananda Azfar merupakan salah satu siswa yang telah mampu memahami konsep penggunaan jumlah nilai uang. Harapannya, siswa-siswa lainnya juga mempunyai pemahaman yang sama dengan ananda Azfar.

Secara umum, proses pembelajaran dengan konsep simulasi jual beli ini berjalan dengan baik, lancar, dan sukses. Hal tersebut bisa dilihat dari bagaimana antusiasme siswa dalam membelanjakan uangnya, bagaimana siswa menikmati, dan juga memahami konsep penghitungan nilai uang. “Alhamdulillah, semua berjalan lancar. Proses pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar fakta riil berhitung nilai mata uang rupiah sukses terlaksana dengan baik. Semoga dengan proses pembelajaran yang menyenangkan ini akan lebih mudah memahamkan siswa,” jelas Pak Nana mengomentari atas proses pembelajaran yang baru saja selesai tersebut. “Selain telah memahami konsep perhitungan nilai uang, siswa juga sudah belajar bagaimana cara berkomunikasi yang baik saat berbelanja, dan siswa juga telah belajar bagaimana cara menuliskan nilai mata uang rupiah dengan benar,” imbuh Pak Nana menutup pembicaraan dengan penulis…@@@

Terlihat siswa sedang mengerjakan laporan keuangannya di form pembelian yang sudah dibagikan…
Sisi lain suasana pembelajaran di Swalayan Insanmart…