Panen Ubi di Kebun Hantu

0
511

“Pak, ana dapat ubi yang besar!” teriak Achel, nama panggilan dari Marchel Sarhan siswa kelas II B, sambil memegang ubi hasil panennya yang memang berukuran besar, jika dibandingkan dengan ubi-ubi lainnya.  Guru Kelas II B Pak Nana Suryana, selaku PJ Farming, yang sedari tadi melihatnya pun akhirnya memberi ucapan selamat kepada Achel.  Achel tampak bergembira.

Sebenarnya, tidak hanya Achel yang bergembira, siswa-siswa lainnya pun terlihat bersuka ria mengikuti proses pemanenan ubi madu di pelataran ladang di area kebun milik Jimmy Hantu.  “Sangat menggembirakan, karena ini adalah pertama kali ana panen ubi.  Apalagi ana dapat banyak, jadi berat bawanya,” cerita Mujahidah Az-Zahra, yang juga siswa kelas II B.

Di akhir semester ganjil ini, kegiatan ekspresi farming memang telah mengadakan kunjungan ke Jimmy Hantu.  Sebuah Home Industry Berteknologi yang beralamat di desa Sukamantri, kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor.  Area yang lingkungannya terasa sangat menyejukkan ini, tidak saja karena lokasinya yang lebih dekat dengan Gunung Salak, tapi juga masih banyaknya tanaman yang terpelihara, khususnya di kebun Jimmy Hantu.  Dalam kunjungan ini siswa dapat lebih mengenal berbagai jenis tanaman pangan dan merasakan sensasi melakukan proses pemanenan secara langsung.

Kunjungan kali ini memang cukup mengejutkan, utamanya bagi beberapa siswa.  Salah satunya adalah Athaya Shafa Az Zuhra, siswa kelas II B ini yang sedari awal merasa agak sedikit takut.  Maklum, nama hantu di belakang Jimmy Hantu menjadi alasannya. “Ana kira kami akan menemui hantu saat kunjungan ini,” begitu ungkap Athaya.

Dan, di saat acara penyambutan, rasa takut pun hilang.  Hal ini setelah ada penjelasan secara resmi dari tuan rumah.  Jimmy adalah nama pemilik usaha pertanian ini.  Sedangkan kata Hantu merupakan kepanjangan dari hormon tanaman tani unggul.

“Ini merupakan salah satu produk buatan Bapak Jimmy, semacam hormon tanaman yang mampu membuat tanaman menghasilkan produk yang berukuran raksasa, sangat besar jika dibandingkan dengan produk tanaman serupa pada umumnya,” ujar pemandu mengungkap kata Hantu yang selama ini dirahasiakan oleh para guru.

Bukan hanya memanen ubi, para siswa pun bercengkrama dengan kerbau bule, menelusuri peternakan susu kambing, kebun sayur oyong yang berbuah dengan ukuran yang tidak seperti biasanya (oyong raksasa), kebun berbagai jenis jeruk, kebun sayur-sayuran, serta kolam ikan.[]