REPORTASE KHAS
LKMA 2018 ‘ADVANCE TO NEW ZEALAND’
Ahad-Senin, 4-12 November 2018

Day 4
Kamis, 8 November 2018

Menuju Palmerston North

Pagi! Pagi! Pagi!
Ata marie, kami siap tuk menjalani hari ini. Sudah empat hari kami berada di New Zealand, negara impian yang kini ada dalam genggaman kami. Terkadang, masih ada rasa tidak percaya kalau kini kami ada di New Zealand. Allah begitu baik, memperkenankan kami menggapai mimpi besar kami.. Alhamdulillah..

Seperti biasa, kami semua memulai hari sejak pukul 3 pagi. Sekedar informasi, hari ini adalah hari terakhir kami ada di Wellington. Setelah ini kami akan berpindah tempat ke Palmerston North dan berkunjung ke Massey University. Sebelum berpindah, tentu saja kami harus meninggalkan tempat dalam keadaan bersih dan rapi. Kami semua membagi tugas: ada yang membersihkan kamar mandi, tempat sholat, tempat kami menyimpan koper, dan dapur. Dapur serbaguna yang sejak hari pertama kami pakai untuk menyeduh teh panas, atau menghangatkan roti dan of course, kimbo, yang sepertinya telah menjadi makanan favorit kami selama di New Zealand. Hmm atau mungkin akan berlanjut saat sudah kembali nanti? Hehe…

Selama membersihkan tempat-tempat yang kami pakai, kami merasa seperti berada di boarding. Bahkan salah satu dari kami ada yang berkomentar,
“Kita lagi piket mingguan, nih”
Mengundang gelak tawa yang lain.

Usai kami membereskan seluruh tempat, Pak Kar menyuruh kami untuk mengadakan briefing pagi. Hm, pagi ini sangat dingin dan Wellington sedang turun hujan. Ditambah angin yang kencang, membuat kami merapatkan jaket dan menggosokkan tangan agar terasa hangat. Briefing pun dimulai dengan salam dari Pak Kar.

Forum evalausi dan briefing pagi…

Sepatah dua patah kata diucapkan oleh Pak Kar dilanjut dengan Kak Nazhif yang menyerahkan pada kami untuk mengawali evaluasi. Akhirnya ada 6 orang yang mengangkat tangan, 3 orang ikhwan dan 3 orang akhwat. Dalam evalausi, dibahas kalau kami harus menjaga attidude dimanapun kami berada, apalagi kami sedang berada di negeri orang yang sudah pasti culturenya berbeda jauh dengan kami yang tinggal di Indonesia.

Selesai evaluasi, kami bersiap untuk pergi ke Palmerston North menaiki bus. Tidak lama kami menunggu, bus pun datang. Dalam perjalanan, tak perlu menunggu lama, satu persatu dari kami mulai masuk ke alam mimpi. Hingga ketika kami bangun, pemandangan indah tersaji di kanan dan kiri kami. Akhirnya kami bisa melihat biri-biri dan sapi sepanjang jalan. Subhanallah..

Kurang lebih setelah 2 jam berada di dalam bus, akhirnya kami sampai di Massey University, Palmerston North. Udara yang ada di Palmy (nama kecil dari Palmerston North). Tidak seperti Wellington yang kencang dan dingin, di Palmy udara lebih hangat dan angin lebih bersahabat. Suhu “hanya” sekitar 18 derajat celcius. Dengan speed and responsive kami berbaris rapi dan diarahkan menuju sebuah ruangan besar, tempat presentasi kali ini.

Dr. Janet Reid dari pihak Massey University menyapa kami dengan hangat dan mengucapkan selamat datang. Saat masuk materi, kami kembali terkagum dengan kekayaan alam New Zealand. Mereka lebih banyak mengekspor daripada mengimpor. Mereka sangat mengoptimalkan kekayaan alam negerinya. Dairy products-nya sangat berkualitas. Meski begitu, jumlah biri-biri sudah mulai dikurangi, karena produk dairy terlihat lebih menguntungkan.

Setelah itu dilanjut sesi tanya jawab. Salah satu teman kami Aliefia bertanya, “As I see, wool in NZ is the most quantity that produce from sheep but why quantity of export in NZ is one of the less that being export?”

Lalu pembicara menjawab, “Cause inside country we will optimize to organize that farming produce.”

Dari pihak kampus sudah, kini saatnya penampilan dari kami. Diawali dengan majunya duo MC kita Alinna dan Athifah. Lalu penampilan angklung 2 lagu sekaligus oleh tim angklung kami yang luar biasa. Dilanjutkan oleh presentasi LKMA oleh Fahmi Akbar, Abiyyu Prayoga, dan Ahmad Dhafin.

Sehabis presentasi dari ketiga teman kami, masuk ke sesi tanggapan dari mahasiswa Indonesia yang sedang melanjutkan studi S3-nya di sini.
“Jarang ada yang memiliki kesempatan untuk ke luar negeri seperti kalian…”

Setelah itu kami berjalan ke tempat membeli souvenir khas kampus. Ternyata hanya ikhwan yang membelinya. Mungkin karena keterbatasan waktu dan lagi pula akhwat waktu itu sudah diberi kesempatan saat di museum Te Papa. Lalu kami kembali berjalan. Namun terbatasnya waktu membuat kami bergegas masuk ke bus dengan rapi dan segera duduk. Bus berjalan menyisiri jalanan Palmerston North menuju Palmerston North. Saking capeknya, delegasi tertidur pulas di bus.

Memang semula kami dijadwalkan untuk mampir ke Islamic Centre in Palmy. Tapi ternyata Allah berkehendak lain. Apa pesan cinta yang sebenarnya ingin disampaikan-Nya?

Pemandangan yang waktu itu dilewati malam hari, kini tampak jelas di hadapan kami. Bentangan lembah seperti di film-film, rumput yang berwarna-warni, membuat mata kami enggan terpejam kembali. Kami pun langsung mengeluarkan senjata andalan yaitu kamera. Kami mengabadikan semua momen itu. Beberapa pemandangan luar biasa yang kami temukan adalah kumpulan biri-biri, gunung dengan puncak salju yang tampak sangat dekat, dan pelangi yang sangat besar tepat disamping kami. Ucapan ‘SubhanAllah’ tak henti kami ucapkan. Decak kagum dan pujian tak henti kami lontarkan. Bahkan ada yang berkata, “Biasanya cuma bisa liat di film-film, sekarang beneran ada di depan mata kita.”

Sungguh New Zealand adalah hadiah bagi orang-orang yang tak henti berikhtiar dan bertaqarrub kepada Sang Pemilik Alam. Hikmah di balik perjalanan ini, mungkin Allah ingin menunjukkan kebesarannya pada kami. Agar kami lebih bersyukur atas nikmat yang telah diberikan-Nya. Alhamdulillah… Maha Suci Allah…

Perjalanan terus berlanjut. Kami melewati banyak sekali daerah, salah satunya Hamilton. Tempat yang tadinya ingin kami kunjungi tapi tidak jadi. Lalu pada tengah malam sekitar jam 11.30, kami sampai di Masjid Al-Maqtoum, tempat pertama kali kami beristirahat. Setelah bersih-bersih diri dan membereskan barang, kami pun bergegas untuk tidur. Pada awalnya, kalau kami sampai di Auckland pada pagi hari kami akan langsung check-in di hostel yang sudah dipesan. Namun karena kami tiba malam hari, maka kami rehat sejenak di sini. Agar besok bisa bangun dengan segar dan siap menjalani hari.

Ya, begitulah rangkaian kegiatan kami hari ini, kemarin dan nanti. Ada saja hal baru yg kami hadapi. Perubahan-perubahan dadakan sangat mungkin terjadi, dan kami memang disiapkan untuk selalu siap dalam segala situasi dan kondisi. Karenanya kami akan sambut hari esok dengan semangat baru. Allahu Akbar!

Welcome back to Auckland!

Reported by Nauli, Shifwah, Dinda, Ilmi