INSANTAMA MARKET DAY: “Proses Pembelajaran Outdoor yang Mengasyikkan”

0
2088

Reportase IMD 2 Tahun 2019

INSANTAMA MARKET DAY: “PROSES PEMBELAJARAN OUTDOOR YANG MENGASYIKKAN”

“Saya sangat mendukung kegiatan Insantama Market Day yang diselenggarakan di SDIT Insantama. Hal ini berhubungan erat dengan program belajar outdoor (belajar di luar kelas) yang sudah digagas Dinas Pendidikan Kota Bogor beberapa saat yang lalu. Pun demikian, program IMD ini juga memberikan pembelajaran yang nyata tentang bagaimana menjadi seorang pedagang. Sebuah pembelajaran yang sarat akan pengalaman yang mengesankan,” demikian ungkap Bapak Waji Jatmiko N., S.Si, selaku Kasi Kurikulum Dinas Pendidikan Kota Bogor, saat dilakukan sesi tanya jawab di panggung utama IMD pada hari Rabu, 13 Februari 2019.

Beliau juga menegaskan bahwa model pembelajaran melalui IMD di Insantama ini, bisa dicontoh oleh sekolah lain. “Sekolah lain, baik SD negeri maupun swasta di Kota Bogor, dapat belajar kepada Insantama, bagaimana mengemas sebuah kegiatan yang memberikan pembelajaran yang asyik sekaligus bermanfaat”. Sebuah pengakuan yang membanggakan bagi Insantama. Bapak Waji, demikian beliau biasa dipanggil, memberikan alasan bahwa model belajar seperti ini menjadikan para siswa tidak hanya diajarkan bagaimana teori-teori berdagang, tapi juga dapat praktik secara langsung bagaimana cara berdagang yang baik. Termasuk juga belajar berkalkulasi terkait untung ataukah rugikah dari kegiatan berdagang ini.

Pemotongan Pita oleh perwakilan dinas Kota bogor.
Pembukaan/peresmian IMD dari perwakilan Dinas Pendidikan Kota Bogor.

Pascaprosesi tanya jawab di panggung, Bapak Waji yang juga didampingi Bapak Drs. Cepih Saefulloh, M.Pd, selaku Pengawas Pembina Dinas Pendidikan Kota Bogor, berkesempatan berkeliling arena IMD dan langsung bertransaksi melakukan pembelian beberapa produk dari stand yang ada dengan menggunakan voucer yang sudah disiapkan panitia. Dengan bangga beliau-beliau juga melakukan dialog dengan beberapa penjual stand yang ada. Beberapa kali mereka berdua terlihat tersenyum puas, bangga dengan apa yang beliau saksikan.

Sebelum pembukaan secara resmi pelaksanaan IMD, panitia sudah mempersiapkan acara penyambutan tamu dari dinas pendidikan ini. Bapak Muhammad Arif Slamet Raharjo, perwakilan panitia yang didaulat mendesain acara penyambutan ini, menyampaikan alasan mengapa diadakan prosesi penyambutan. “Dalam tiap tradisi acara suku atau acara resmi kenegaraan, seringkali kita jumpai tari penyambutan tamu. Nah, berangkat dari pemahaman itulah kita ingin juga memberikan sambutan atas kedatangan tamu dari dinas pendidikan ini. Pada acara ini, kami suguhkan tari penyambutan yang warna, corak, dan gerakannya kita buat sendiri. Di samping tentu saja juga untuk menghibur para siswa SDIT Insantama,” jelas Pak Arif saat ditanya apa filosofi dari acara penyambutan ini.

Di lapangan tengah SDIT Insantama, tempat penyelenggaraan penyambutan, acara berlangsung sangat meriah. Pasukan wiratama (pejuang utama) yang dibawakan secara apik oleh Bapak Muhammad Sodiq, Bapak Achmad Sena, Bapak Aris, Bapak Ibnu Hakim, Bapak Dedi Soneta, Bapak Ahmad Nuril, Bapak Abdul Basith, dan juga Bapak Redy, melalui gerakan-gerakan yang diiringi musik marawis yang dikomandoi oleh Bapak Agus Hilman, Bapak Alex, dan juga Bapak Ahmad Satiri sangat menghibur penonton. Tepuk tangan dan teriakan-teriakan para penonton menggema, menyusup ke setiap celah gedung 2 SIT Insantama dan juga membumbung ke angkasa raya. Di ujung penyambutan, panitia berkenan memberikan pengalungan sorban kepada kedua tamu dari dinas pendidikan tersebut.

Kemeriahan tidak berlangsung hanya sampai di situ saja. Dengan diiringi Bapak Adi Fadjar Nugroho dan Bapak Ari Susanto, selaku perwakilan manajemen SDIT Insantama, rombongan dari dinas pendidikan berjalan menuju tempat berlangsungnya IMD yang tahun ini berlangsung di lapangan depan SMPIT Insantama. Sebelum memasuki area IMD, panitia sudah menyiapkan tali pita yang sengaja dipasang melintang, menghadang perjalanan mereka. Di sinilah, Bapak Waji berkesempatan membuka pelaksanaan IMD dengan menggunting pita sebagai simbolis bahwa acara IMD secara resmi telah dibuka.

Rombongan dari Dinas Pendidikan berjalan menuju tempat berlangsungnya IMD
Aktivitas jual beli di Acara IMD
Suasana pedagang dan pembeli di IMD.

Suara gemuruh menandai acara jual beli secara resmi diperbolehkan. Para pembeli yang sedari tadi sudah tidak sabar menunggu karena sudah mengincar barang yang akan dibeli, tumpah ruah menyesaki area IMD. Tak kalah antusiasnya, para penjual juga dengan ramah melayani pembeli yang terlihat gembira. Semua merasa senang dan puas. Berdesak-desakan antarpembeli menjadi pemandangan yang terlihat di sepanjang jalur pedagang, baik di area penjual ijhwan maupun juga penjual akhwat. Walau begitu, mereka dengan sabar tetap antri dan berjalan, demi memburu produk yang diinginkan. Dengan jumlah uang maksimal Rp 30.000,00 yang diperbolehkan dibawa (khusus hanya saat IMD ini saja), ditambah dengan 1 lembar voucer senilai Rp 6.000,00 yang diberikan panitia, menjadi modal yang lebih dari cukup untuk berburu barang yang diinginkan. Pada dasarnya, semua terlihat merasa bahagia.

“Alhamdulillah dagangan ana habis terjual. Dapat uang juga lumayan banyak,” kata ananda Nazhril Muhammad Zhafir, siswa kelas 4B, di waktu akhir-akhir pelaksanaan IMD. Ananda Nazhril yang kali ini berjualan es kelapa, tersipu malu tanpa mau menyebut uang yang dia peroleh, saat ditanya berapa jumlah uang yang didapat. Demikian juga ungkapan ananda Achmad Rayhan Nafis, siswa kelas 5C, yang mendapat kesempatan berperan sebagai panitia, khususnya pengumpul infaq. “Ana tidak bosan-bosannya berkeliling, menawarkan infaq pada teman-teman dan juga pada Bapak Ibu guru. Terasa capek sih, tapi alhamdulillah terkumpul dana infaq yang lumayan banyak,” ungkap Nafis, demikian dia dipanggil, merasa bangga. Dan betul, di akhir acara IMD terhitung jumlah total dana infaq yang terkumpul sebesar Rp 1.880.200,00. Hal ini menunjukkan semangat berinfaq, terutama bagi penjual dan pembeli tetap terjaga dengan baik.

Sambutan oleh perwakilan dinas pendidikan kota Bogor sesaat setelah peresmian pemotongan pita di acara IMD.
Diskusi santai dengan Dinas Pendidikan Kota Bogor dan dipandu oleh Pak Ayung (beliau guru kelas 4)

“Di samping pelaksanaan aktivitas jual beli, di IMD kali ini juga diselenggarakan pemilihan untuk pemenang promosi terbaik pada kategori kelas 3, 4, dan 5. Pelaksanaannya sudah seminggu yang lalu sebelum IMD. Hal ini dilakukan agar sudah terjadi sosialisasi produk apa yang akan dijual oleh pembeli, sehingga pada pelaksanaan IMD hari ini para pembeli sudah tidak bingung lagi produk apa yang akan dibeli karena sudah mengincar dari sejak pelaksanaan promosi. Promosi yang dibuat penjual sudah ditempel di selasar pintu masuk gedung 2 untuk memudahkan para calon pembeli melihat-lihat produk yang ditawarkan penjual. Semacam iklan lah…,” papar Bapak Wiyanto, yang tetap dipercaya menjadi penanggung jawab pelaksanaan IMD kali ini.

Qodhi pasar lagi sidak di lokasi IMD

“Pada IMD ini juga diperkenalkan qadli pasar yang bertugas menjadi penengah bila terjadi perselisihan antara pembeli dan penjual. Para qadli juga bertugas memantau produk-produk yang dijual penjual, sudah amankah bagi pembeli?” tambah Bapak Wiyanto memberi penjelasan saat ditanya tentang adakah yang lain di IMD. Para qadli yang bertugas di IMD kali ini adalah Bapak Nono Hartono, Bapak Marsambas, Bapak Agus Suleman, Ibu Luluk Faridah, dan Ibu R. Eti Siti Maryam. Mereka juga bertugas mengamankan produk-produk yang dianggap ‘berbahaya’ selama pemeriksaan berlangsung yang dilakukan sebelum IMD dimulai, misalnya barang-barang ATK yang berkonten pornografi, seperti gambar-gambar yang membuka aurat. Dan setelah IMD selesai, para penjual dipersilahkan untuk mengambil kembali barang-barang tersebut.

“Yang pasti, semua akan belajar dari pelaksanaan IMD ini. Para penjual akan belajar bagaimana cara berdagang yang baik dan jujur, sebagaimana telah dicontohkan Rasulullah Muhammad SAW. Para pembeli pun juga belajar bagaimana cara adab membeli yang baik, serta tentu saja bagaimana memilih produk yang benar-benar diperlukan, bukan karena sekedar nafsu membeli yang tidak mengetahui penting tidaknya produk yang dibeli,” pungkas Bapak Wiyanto menutup dialog dengan awak jurnalis Kabar Insantama. Semoga harapan Bapak Wiyanto dan juga sekolah tentunya, dapat benar-benar terealisasi… (NH. Tono)

Expresi para pedagang Insantama Market Day (IMD)
Tampilan Tim Marawis